kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan Gencar Membidik Nasabah dari Segmen Diaspora


Selasa, 08 November 2022 / 16:31 WIB
Perbankan Gencar Membidik Nasabah dari Segmen Diaspora
ILUSTRASI. Perbankan Berlomba Ungkit Peruntungan Garap Simpanan dan Transaksi dari Segmen Diaspora


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mulai gencar membidik nasabah dari segmen diaspora dengan merilis berbagai produk layanan yang bisa dinikmati dari luar negeri. Mulai dari simpanan khusus diaspora hingga layanan digital banking

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk misalnya merilis Diaspora Saving bagi warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Produk ini bertujuan untuk memfasilitasi kebutuhan menabung bagi diaspora dimana pun berada. 

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menjelaskan Diaspora Saving merupakan produk dan layanan yang diperuntukkan bagi para Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri yang dapat dibuka langsung melalui aplikasi Mobile Banking BNI untuk memfasilitasi kebutuhan remitansi sekaligus bertransaksi perbankan di tanah air. 

Layanan ini memudahkan para diaspora yang tersebar di seluruh penjuru dunia merupakan calon pelanggan potensial untuk membuka tabungan, sehingga mereka tidak perlu mengunjungi Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) BNI. 

Baca Juga: Bidik Simpanan dari Luar Negeri, BNI Perkenalkan Diaspora Saving

Okki menambahkan bahwa BNI berupaya menghubungkan ekosistem diaspora ini salah satunya adalah dengan menyediakan platform digital yang andal. Konsep platform itu sendiri tidak terbatas pada pelayanan transaksi keuangan. 

Juga berbagai kebutuhan yang melampaui pelayanan perbankan tradisional. Terlebih, komunitas diaspora di luar negeri merupakan ceruk bisnis luar biasa dalam ekosistem bisnis internasional BNI. 

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan,  saat ini terdapat sekitar 8 juta diaspora di luar negeri yang berpotensi dilayani oleh BNI. Dari jumlah tersebut sebanyak 4 juta diaspora merupakan pekerja imigran, sedangkan sisanya telah menjadi warga negara asing. 

Royke berasumsi, jika diaspora menabung sebesar US$1.000 per tahun, maka potensi dana pihak ketiga (DPK) yang akan dihimpun BNI sekitar US$8 miliar. 

Bank Mandir misalnya melakukan inovasi agar superApp Livin’ bisa digunakan oleh nasabah dan calon nasabah yang berada di luar negeri menggunakan nomor sim card negara setempat. Sehingga, layanan digital banking ini bisa diakses Warga Negara Indonesia (WNI) di 118 negara mulai dari Belanda, Malaysia, Hongkong, Singapura, Arab Saudi, Australia, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, United Kingdom, dan puluhan negara lainnya. 

“Melalui fitur global Livin’ by Mandiri, Bank Mandiri tidak hanya membidik peningkatan DPK namun juga transaksi perbankan dari WNI di luar negeri. Livin’ by mandiri mendukung transaksi finansial seperti transfer, bayar tagihan, pembelian tiket, maupun investasi dapat dilakukan di manapun dan kapan pun,” ujar SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi kepada Kontan.co.id pada Kamis (8/11).

Ia menyatakan, setoran awal pembukaan rekening Livin’ by Mandiri di luar negeri dapat dilakukan melalui transfer dari rekening Bank Mandiri lainnya, rekening bank lain di Indonesia, maupun rekening bank lain di luar negeri. Selain itu rekening Livin’ by Mandiri dapat menerima transfer dari Wise atau remittance lokal lainnya.

Baca Juga: Layanan Livin' by Mandiri Bisa Diakses WNI yang Ada di Luar Negeri

“Ke depannya transaksi nasabah, termasuk nasabah WNI luar negeri, akan semakin seamless dan borderless. Berbagai fitur Livin’ by Mandiri hadir untuk memenuhi tren kebutuhan nasabah tersebut, antara lain pembelian tiket pesawat melalui fitur Livin’ Sukha, investasi di Reksa Dana melalui fitur Livin’ Investasi, serta kemudahan dalam melakukan transfer dan inquiry rekening,” tambah Thomas. 

Livin’ by Mandiri kini telah menjadi gaya hidup nasabah dan telah diunduh lebih dari 18 juta kali dalam 12 bulan terakhir. Livin’ juga telah melayani 1,38 miliar transaksi dalam sembilan bulan pertama tahun ini dengan nilai transaksi menembus Rp1.716 triliun, atau tumbuh dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Tak mau kalah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah menyiapkan strategi mengoptimalkan bisnis internasional. Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan perseroan fokus untuk bisa melayani para diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya Uni Emirat (UEA). 

Ia menyebut ke depannya, layanan BSI Mobile juga bisa digunakan oleh diaspora untuk bisa menabung. Juga fitur pengiriman uang, menyicil emas, dan fitur-fitur lainnya sama seperti yang didapat nasabah di dalam negeri. 

“Referral BSI Mobile Banking adalah satu-satunya yang bisa memakai nomor sini (UEA), dan bisa untuk kirim uang (remittance) melalui kerja sama dengan perusahaan lokal Direct Remit,” ujarnya.

Terkait status kantor perwakilan BSI di Dubai, Hery menyebut paling lama awal tahun depan BSI akan menjadi kantor cabang penuh. BSI sendiri telah menerima letter of incorporation atau izin prinsip operasional dari Dubai International Financial Center (DIFC) pada 4 November 2021 yang lalu.

Baca Juga: Volume Transaksi Korporasi Digital BNIDirect Lebih Dari Rp 2.500 Triliun per Juni

Ia yakin kehadiran BSI di Dubai dapat membuka pasar syariah yang selama ini belum tersentuh secara optimal. Terlebih UEA adalah salah satu pusat investasi global, di mana Dubai adalah pusat keuangan syariah global, termasuk Sukuk. 

BSI akan mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai tersebut sebagai jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global, untuk menginvestasikan dananya pada proyek-proyek pemerintah, BUMN dan juga untuk proyek-proyek pembangunan lainnya di Tanah Air.

“Sebagai bank syariah terbesar, kami berharap dapat meraih potensi pasar syariah di dunia yang selama ini belum tersentuh secara optimal. Kami ingin menjadi pelaku utama dalam mendorong dan menumbuhkan ekonomi syariah Indonesia. Sehingga Indonesia bisa menjadi tokoh utama dalam ekonomi syariah dunia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×