Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sedangkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku masih melakukan kajian mendalam terkait Metaverse. "Menurut hemat saya, kami (Bank Mandiri) harus jelas dengan use cases (gambaran fungsional dalam sebuah sistem) yang tepat, bukan hanya sekedar menyajikan virtual branch experience," kata Timothy Utama, Direktur Information Technology Bank Mandiri kepada Kontan.co.id, Rabu (23/2).
Menurutnya, meteverse memang bisa memberi nilai tambah yang luar biasa bisnis karena kecanggihan teknologi dalam menghadirkan virtual reality dan augmented reality dalam 3D digital worlds. Namun, nilai tambah maksimal itu hanya bisa didapat setelah mengetahui use cases yang tepat.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) juga tertarik menjajaki kanal realitas virtual. Direktur Bank Danamon, Naoki Mizoguchi mengataan, metaverse akan memberikan pengalaman baru bagi nasabah, terutama yang memiliki orientasi bertransaksi digital.
"Kami sangat tertarik dengan teknologi ini. Dengan membangun cabang virtual di masa depan, itu akan membawa pengalaman yang lebih menarik dan juga kenyamanan bagi pelanggan," katanya dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (16/2).
Naoki menambahkan, pihaknya memiliki dua strategi digital. Pertama, mengembangkan jaringan omni channel yang dimiliki perseroan, termasuk mobile banking, internet banking, call center dan lainnya. Kedua, kolaborasi dengan berbagai mitra seperti payment gateway, platform dagang-el, perusahaan teknologi finansial, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Bank BNI Siapkan Layanan Berbasis Metaverse, Banyak Perbedaan dengan Layanan Saat Ini
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga tengah mencermati perkembangan metaverse.
"Saat ini, kami secara berkala terus melakukan monitoring terkait perkembangan dan kesiapan dari masyarakat terkait metaverse serta mencermati aturan-aturan yang berlaku," kata Santoso Liem, Direktur BCA.
BCA menyadari bahwa saat ini perkembangan teknologi semakin pesat sehingga muncul beragam inovasi digital sektor perbankan dan finansial dalam rangka memenuhi tren dan kebutuhan transaksi yang lebih cepat, aman, dan nyaman secara digital.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan memperkirakan, potensi metaverse terhadap bisnis perbankan ke depan akan sangat besar.
"Metaverse akan jadi tujuan bank melaksanakan kegiatan operasionalnya. Peluang bank untuk masuk ke metaverse ini cukup besar dimana bank bisa melakukan meeting melalui metaverse bahkan bisa bertemu dgn nasabah jg melalui metaverse sehingga lebih efisien dalam operasionalnya," jelasnya.
Namun, tantangannya juga ada. Menurut Trioksa, perbankan tentu harus memiliki kesiapan teknologi dan juga SDM untuk bisa menikmati potensi bisnis tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News