kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Perbankan Mulai Jajaki Potensi Bisnis Metaverse


Rabu, 23 Februari 2022 / 20:41 WIB
Perbankan Mulai Jajaki Potensi Bisnis Metaverse
ILUSTRASI. Kerja sama Metaverse Indonesia BNI dan WIR Group


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan di Tanah Air akan ekspansi ke metaverse. Tampaknya bank mulai melihat potensi bisnis dari kanal realitas virtual ini.  Sementara di luar negeri, sudah ada JPMorgan yang mengumumkan telah masuk ke metaverse. Bank terbesar di Amerika Serikat ini membuka kantor cabang dengan nama Onyx Lounge di Decentraland, dunia virtual berbasis blockchain.

Di dalam negeri, dua bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah mengumumkan akan masuk ke metaverse. Keduanya akan masuk ke Metaverse Indonesia yang akan dikembangkan oleh WIR Group. 

Direktur IT dan Operasi BNI,  YB Hariantono, mengatakan pihaknya tertarik masuk ke metaverse setelah melihat rencana pengembangan Metaverse Indonesia yang akan dibangun oleh WIR Group. 

Dulunya BNI tidak tertarik merambah ke sana karena jumlah metaverse banyak sekali sementara kunci kesuksesanya akan sangat tergantung pada ekosistemnya. Untuk membangun ekosistem tidaklah mudah. 

Baca Juga: Bank Mandiri Sedang Mengkaji Ekspansi ke Metaverse

"Namun, setelah mendengar WIR Group diendorse pemerintah mengembangkan Metaverse Indonesia dimana akan dibangun Jakarta, Ibukota Nusantara dan Bali, maka akan ada pemerintahan digital di sana. Artinya, sudah ada satu use case besar yang bisa memberi nilai tambah. Jadi strategi kami masuk lewat ini," jelas Hariantono, Rabu (23/2).

Tujuan BNI masuk ke metaverse bukan hanya sekedar memberikan pengalaman baru kepada nasabah tetapi juga harus membawa nilai tambah bagi bisnis. Oleh karena itu, ekosistem virtual merupakan kunci utamanya. Sementara Metaverse Indonesia dinilai akan sukses membangun ekosistemnya.

Dengan ekosistem yang besar nantinya maka akan banyak kegiatan komersial nantinya di dalamnya yang membutuhkan layanan keuangan. Sehingga metaverse ini akan jadi digital channel BNI ke depan, selain Mobile Banking dan Internet Banking.

BNI memperkirakan metaverse akan menjadi satu tren konsumen-konsumen berorientasi teknologi menyukai pengalaman dunia virtual. Mengingat pengembangan Metaverse Indonesia masih baru, BNI akan bersama-sama dengan WIR Group membangun ekosistem dari awal. 

Hariantono meyakini jika sudah ada dua bank besar masuk ke ekosistem Metaverse Indonesia maka bank-bank lain ke depan mengikuti langkah mereka. 

Pengembangan Metaverse Indonesia masih baru tahap awal. Hariantono bilang, WIR Group masih membangun platformnya. Namun, mailstonenya sudah jelas karean pemerintah Jokowi sudah menargetkan bahwa metaverses ini akan ditampilkan pada evnet G20 yang akan dihelat akhir tahun mendatang. 

"Pada saat diperkenalkan nanti, sudah ada gedung BNI di dalamnya, akan join juga BRI dan Mandiri, serta beberapa perusahaan lainnya seperti Astra," tambahnya.

Pengembangan layanan maupun produk digital BNI di metaverse akan dilakukan secara bertahap. Nantinya, bank ini akan membeli tanah kavling di Metaverse Indonesia untuk dibangun kantor cabang digital. YB mengatakan, saat ini perseroan masih dalam tahap menampung ide-ide terkait layanan dan produk yang akan dikembangkan di metaverse nanti.

Sedangkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku masih melakukan kajian mendalam terkait Metaverse. "Menurut hemat saya,  kami (Bank Mandiri) harus jelas dengan use cases (gambaran fungsional dalam sebuah sistem) yang tepat, bukan hanya sekedar menyajikan virtual branch experience," kata Timothy Utama, Direktur Information Technology Bank Mandiri kepada Kontan.co.id, Rabu (23/2).

Menurutnya, meteverse memang bisa memberi nilai tambah yang luar biasa bisnis karena kecanggihan teknologi dalam menghadirkan virtual reality dan augmented reality dalam 3D digital worlds. Namun, nilai tambah maksimal itu hanya bisa didapat setelah mengetahui use cases yang tepat. 

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) juga tertarik menjajaki kanal realitas virtual. Direktur Bank Danamon, Naoki Mizoguchi mengataan, metaverse akan memberikan pengalaman baru bagi nasabah, terutama yang memiliki orientasi bertransaksi digital. 

"Kami sangat tertarik dengan teknologi ini. Dengan membangun cabang virtual di masa depan, itu akan membawa pengalaman yang lebih menarik dan juga kenyamanan bagi pelanggan," katanya dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (16/2).

Naoki menambahkan, pihaknya  memiliki dua strategi digital. Pertama,  mengembangkan jaringan omni channel yang dimiliki perseroan, termasuk mobile banking, internet banking, call center dan lainnya. Kedua, kolaborasi dengan berbagai mitra seperti payment gateway, platform dagang-el, perusahaan teknologi finansial, dan lain sebagainya.  

Baca Juga: Bank BNI Siapkan Layanan Berbasis Metaverse, Banyak Perbedaan dengan Layanan Saat Ini

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga tengah mencermati perkembangan metaverse. 

"Saat ini, kami secara berkala terus melakukan monitoring terkait perkembangan dan kesiapan dari masyarakat terkait metaverse serta mencermati aturan-aturan yang berlaku," kata Santoso Liem, Direktur BCA.

BCA menyadari bahwa saat ini perkembangan teknologi semakin pesat sehingga muncul beragam inovasi digital sektor perbankan dan finansial dalam rangka memenuhi tren dan kebutuhan transaksi yang lebih cepat, aman, dan nyaman secara digital. 

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan memperkirakan, potensi metaverse terhadap bisnis perbankan ke depan akan sangat besar. 

"Metaverse akan jadi  tujuan bank  melaksanakan kegiatan operasionalnya. Peluang bank untuk masuk ke metaverse ini cukup besar dimana bank bisa melakukan meeting melalui metaverse bahkan  bisa bertemu dgn nasabah jg melalui metaverse sehingga lebih efisien dalam operasionalnya," jelasnya. 

Namun, tantangannya juga ada. Menurut Trioksa, perbankan tentu harus memiliki kesiapan teknologi dan juga SDM untuk bisa menikmati potensi bisnis tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×