Reporter: Nina Dwiantika, Adhitya Himawan, Dessy Rosalina | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Perbankan terus membenahi sistem alat pembayaran menggunakan kartu (APMK). Perlahan tapi pasti, bank mulai melakukan migrasi dari kartu magnetik menuju kartu cip.
Seperti diketahui, bank sentral telah menerbitkan aturan migrasi kartu ATM dan debit dari magnetik ke cip, pada 13 April 2009 silam. Dalam Peraturan BI (PBI) No 11/11/PBI/2009 itu, tenggat waktu migrasi ke kartu cip adalah akhir Desember 2015 nanti.
Pada tahun ini, Bank Negara Indonesia (BNI) berencana menambah 3.000 mesin ATM berteknologi cip. Saat ini, BNI memiliki 11.163 mesin ATM. Dari jumlah itu, tinggal 300 mesin ATM yang masih memakai teknologi magnetik. Nantinya, bank pelat merah ini membidik jumlah ATM sebanyak 14.000 unit. "Tahun ini, investasi mesin ATM sebesar Rp 300 miliar. Dana itu termasuk mengganti mesin ATM yang belum menggunakan teknologi cip," kata Direktur Jaringan dan Layanan BNI, Adi Setianto, Rabu (19/3).
Mesin ATM BNI menggunakan vendor seperti IBM, Wincor, Diebold dan Hyosung (Korea Selatan). Harga per mesin ATM variatif, mulai dari minimal Rp 100 juta per unit.
Untuk kartu debet, manajemen BNI mengakui belum seluruhnya menggunakan teknologi cip. Pada tahap awal, BNI melakukan migrasi sebanyak 700 kartu. Harga kartu untuk cip terbilang murah, karena pengadaannya secara borongan. "Jumlah nasabah kami besar jadi bisa lebih murah dengan bermain volume," ungkap Adi.
Presiden Direktur Bank Central Asia, Jahja Setiaatmadja, mengemukakan, BCA baru akan memulai migrasi kartu cip pada tahun depan. "Waktunya akan cukup. Sebab, nasabah mau tak mau harus menukar kartu," ujar dia, belum lama ini.
Meski demikian, BCA tidak akan mengganti semua kartu dengan teknologi cip. BCA tetap menggunakan dua sistem: magnetik dan cip. Pasalnya, Amerika Serikat masih memakai kartu magnetik. Jadi, nasabah bisa menggunakan kartu ATM BCA di AS.
Saat ini, BCA memiliki 11 kartu ATM maupun debet. Dengan asumsi biaya migrasi US$ 1 - US$ 2 per kartu, maka BCA menyiapkan maksimal dana US$ 22 juta.
Yang pasti, migrasi ke kartu cip akan meminimalkan pemalsuan kartu. "Sebab teknologi cip memakai kode berlapis sehingga data lebih sulit dibobol," kata Zaid Azla, staf administrasi BCA, dalam acara Training Merchant 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News