Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sejumlah bank sepanjang tahun 2022 tumbuh cukup menggembirakan. Capaian itu sejalan dengan kebutuhan akan hunian yang masih besar ditambah dengan suku bunga KPR masih terjaga rendah serta stimulus lain dari pemerintah.
Namun, promo tawaran bunga KPR tahun ini tahun ini tak akan lagi semurah tahun 2022. Hal itu sejalan dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang telah naik 2,25% sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023 ke level 5,75%.
Kendati begitu, sejumlah bank optimis penyaluran KPR tahun ini akan tetap tumbuh positif. Salah satunya diyakini PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Bank ini melihat prospek industri properti tahun ini masih akan cerah karena kebutuhan akan rumah masih sangat besar.
"Kita harapkan pertumbuhan KPR bisa tumbuh lebih baik dari tahun lalu karena faktor pemulihan ekonomi. Tapi kami tidak memasang target khusus pertumbuhan KPR, BCA hanya membuat target kredit secara keseluruhan tumbuh 12% tahun ini," kata Ade Lukito, VP Consumer Loan BCA, pada Kontan.co.id, Jumat (27/1).
Baca Juga: Perkuat Keamanan Digital, Sejumlah Bank Perbesar Capex IT
Dari sisi suku bunga KPR, kata Ade, BCA tidak terburu-buru melakukan penyesuaian terhadap kenaikan BI rate. Hingga Januari 2023, BCA masih mempertahankan bunga KPR 3,85% fixed 3 tahun dan itu sudah berlaku sejak September 2022 lalu.
Dia menambahkan, pilihan bunga KPR yang ditawarkan BCA cukup banyak sehingga calon nasabah bisa memilih sesuai dengan kebutuhannya. Untuk fixed 5 tahun, perseroan menawarkan bunga 4,85%. Lalu, BCA menawarkan fixed berjenjang sampai tenor 20 tahun.
Untuk mendorong penyaluran KPR, BCA akan menggelar pameran BCA Expoversary pada Februari 2023 mendatang. Ade bilang, pada perhelatan tersebut BCA akan menawarkan banyak promo untuk produk KPR.
Tahun lalu, BCA mencatatkan outstanding KPR Rp 108,2 triliun atau tumbuh 11% secara year on year (YoY) dari Rp 97,53 triliun tahun 2021. KPR menyumbang porsi 15,2% terhadap total kredit perseroan.
BCA berhasil mencairkan KPR baru atau new booking sebesar Rp 37,9 triliun tahun lalu, naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 32,2 triliun.
"Sebagai hasil pelaksanaan dua kali expo di tahun 2022, penyaluran KPR baru mampu melampaui level pra-pandemi." kata Hera F Haryn, SVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA.
Namun, di saat yang sama, terjadi run off atau pembayaran dan pelunasan KPR sebesar Rp 27 triliun. Sehingga secara total oustanding KPR BCA hanya tumbuh 11% YoY.
Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimis KPR tahun ini akan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2022. Perseroan menargetkan pertumbuhan sekitar 12%. Sedangkan tahun 2022, KPR diproyeksikan tumbuh sekitar 7%.
Iriska Dewayani, Senior Vice President Non-Subsidized Mortgage and Personal Lending Division BTN mengatakan, pihaknya optimis ekspansi KPR tahun depan karena potensi dari ekonomi makro masih naik dan industri properti diperkirakan para pengamat bakal tumbuh 10%-12% tahun ini.
"Selain itu, BTN melihat kebutuhan akan hunian di Tanah Air juga masih sangat besar karena backlog perumahan masih sangat besar," katanya.
Baca Juga: Dapat Dana Segar Rp 4,13 Trliun, Sri Mulyani Tekankan Hal Ini ke Bank BTN
BTN telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengejar target pertumbuhan tahun depan. Di segmen non subsidi, bank dengan pangsa pasar KPR terbesar di Tanah Air ini akan mulai fokus menggarap segmen KPR dengan ticket size di atas Rp 750 juta.
Untuk menggarap itu, BTN akan memperbanyak kolaborasi dengan pengembang-pengembang skala nasional. Perseroan akan membuat semacam sentral yang akan fokus membantu pengembangan dengan skala proyek mulai harga Rp 750 juta dan memberikan proses bisnis yang lebih cepat.
Sementara selama ini, rata-rata ticket size atau plafon KPR BTN per nasabah masih sekitar Rp 500 juta. KPR di bawah Rp 500 juta menyumbang sekitar 80%-90% dari total portofolio KPR bank pelat merah ini.
Dari sisi suku bunga, BTN sejak awal 2023 menawarkan program KPR kolaborasi dengan pengembang sebesar 5,46% fixed 1 tahun.
"Jika pengembang memberikan subsidi maka bunga yang akan diluncurkan ke nasabah akan kami bundling sehingga bunga bisa lebih rendah dari itu," jelas Iriska.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News