kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perbankan optimis, penyaluran kredit membaik


Senin, 05 Oktober 2015 / 20:22 WIB
Perbankan optimis, penyaluran kredit membaik


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan sepanjang delapan bulan pertama tahun 2015 mencapai 10,9% secara tahunan. Angka ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan per Juli 2015 yang tumbuh 9,4% secara tahunan.

Industri perbankan optimis, akhir kuartal III-2015 akan ditutup dengan pertumbuhan kredit yang membaik dibanding kuartal-kuartal sebelumnya.

Direktur Ritel Banking Bank Internasional Indonesia (BII), Lani Darmawan bilang, per September 2015, total kredit yang disalurkan perseroan masih tumbuh dengan baik.

Pertumbuhan kredit utamanya terfokus pada segmen ritel dan UMKM yang masing-masing masih mencatat pertumbuhan di atas 12%. Ke dua segmen tersebut, kata Lani, memang masih merupakan segmen yang bergairah dibandingkan dengan segmen lainnya.

Selain itu, segmen ritel dan juga UMKM, merupakan segmen yang masih manageable dari sisi risk management.

"Pertumbuhan segmen ritel BII terutama adalah KPR dan kredit otomotif. Sisi ritel dan UMKM masih berkembang dan secara total market juga masih terlihat berkembang walaupun kami masih lebih tinggi dari market," kata Lani kepada KONTAN, Senin (5/10).

Sementara itu, Lani mengaku bahwa kredit segmen korporasi di bank dengan kode emiten BNII, tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini sejalan dengan situasi umum dunia usaha dan ekonomi nasional yang mengalami perlambatan.

Di tengah kondisi perekonomian yang melemah ini, BII menerapkan prinsip ekstra kehati-hatian dalam memberikan fasilitas pinjaman terutama untuk sisi korporasi.

"Pemberian kredit kami perketat untuk semua segmen dengan proses penyaringan yang lebih," ucapnya.

Setali tiga uang, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengungkapkan, sampai dengan September 2015, pertumbuhan kredit perseroan masih sesuai dengan yang diharapkan. Segmen yang menopang pertumbuhan kredit di bank dengan kode emiten NISP ini cukup merata baik UKM maupun segmen korporasi.

"Strateginya kami tetap fokus di sektor yang menurut kami masih prospektif saat kondisi seperti sekarang ini," ucapnya.

Catatan saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia memproyeksikan laju pertumbuhan kredit sampai akhir tahun bisa mencapai 11%-13%.

Data Statistik Perbankan Indonesia yang dikutip dari situs OJK menyebutkan, kredit perbankan pada Juli 2015 mengalami perlambatan pertumbuhan 9,4% yoy dari tahun sebelumnya, yaitu 10,5% yoy. Ada pun jumlah kredit yang disalurkan perbankan pada Juli 2015 sebesar Rp 3.859 triliun. Jika ditilik lebih dalam, perlambatan kredit ini utamanya terjadi pada kredit modal kerja dan kredit investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×