Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas valuta asing (valas) yang dimiliki perbankan diproyeksikan bisa semakin longgar. Terlebih, kebijakan eksportir wajib menyimpan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) sudah berlaku sejak 1 Agustus 2023.
Memang, saat ini tren dana pihak ketiga (DPK) valas mencatat pertumbuhannya lebih meningkat dibandingkan DPK rupiah. Jika dilihat DPK valas tumbuh 15,6% YoY di Juli 2023, lebih tinggi dari pertumbuhan DPK rupiah yang hanya 5,9% YoY.
Hanya saja, secara nilai DPK valas memang masih lebih kecil dibandingkan DPK rupiah. Di mana, DPK valas baru senilai Rp 1.132,2 triliun, sementara DPK rupiah total senilai Rp 6.675,7 triliun.
Sekretaris perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang sampai dengan September 2023 ini bank tersebut memiliki likuiditas valas yang memadai. Sayangnya, ia tidak berkenan menyebut nilai simpanan valas yang dimiliki.
Baca Juga: Portofolio Pembiayaan ESG Bank Pelat Merah Terus Diperbesar
Ia bilang likuiditas memadai tersebut utamanya diperoleh dari retensi dan akuisisi DPK Valas. Di mana, likuiditas tersebut digunakan untuk pemenuhan kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia, kebutuhan operasional dan ekspansi bisnis.
Lebih lanjut, ia bilang dampak penerapan peraturan terkait DHE SDA diproyeksikan mendorong likuiditas. Hanya saja, ia melihat masih terlalu dini untuk melihat peningkatan DPK dari DHE SDA tersebut.
“Aliran dana dari nasabah eksportir sudah rutin masuk ke dalam rekening khusus DHE SDA,” ujar Rudi.
Sementara itu, EVP Corporate Communication & Social Responsibility Bank Central Asia (BCA) Hera F Haryn bilang DPK Valas yang dimiliki relatif flat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Per Juni 2023, BCA mencatat DPK valas sebesar Rp 65,9 triliun.
Hera bilang kinerja DPK valas tersebut setara dengan transaksi valas yang dimiliki. Di mana, transaksi valas paling banyak dilakukan adalah transaksi yang berhubungan dengan ekspor impor dan remmitance.
“Kami melihat volume transaksi term deposit valas DHE SDA tumbuh dengan positif, karena besarnya potensi industri yang orientasi ekspor,” ujarnya.
Direktur Keuangan BTN Nofry Rony bilang DPK valas yang dimiliki juga masih mengalami tren tumbuh. Di Juni 2023, transaksinya tumbuh 90% YoY menjadi sekitar Rp 7,4 triliun.
Baca Juga: Soal Spin Off Unit Usaha Syariah, Begini Rencana CIMB Niaga
Nofry mengungkapkan untuk mendorong pertumbuhan DPK valas, selain strategi pricing, pihaknya mengembangkan fitur pembukaan rekening valas pada produk tabungan valas secara online melalui BTN Mobile.
Ia juga melihat efek kebijakan DHE juga berdampak untuk peningkatan likuiditas valas. Pihaknya telah menyiapkan instrumen investasi dan transaksi bagi penempatan dana DHE baik dalam produk DPK maupun structured products valas.
“View kami DPK valas masih akan tumbuh seiring dengan semakin besarnya potensi DHE terkait bisnis sumber daya alam,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News