Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Adapun realisasi dari Green Bond yang diterbitkan pada 2022 lalu yakni 80% yang mana diantaranya digunakan untuk pembiayaan green project.
"BRI melihat bahwa potensi pendanaan melalui Green Bond masih sangat besar, hal tersebut tercermin dari penerbitan tahun lalu yang mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,4 kali," kata Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan, Selasa (23/5).
Dari sisi kinerja, dampak penerbitan green bond pada tahun lalu yakni mendorong peningkatan proporsi kredit ESG BRI. Dimana hingga akhir kuartal I 2023 tercatat kredit ESG BRI sebesar Rp710,9 triliun atau 66,7% dari total penyaluran kredit BRI.
Baca Juga: Berikut Kualifikasi Proyek yang akan Didanai dari Penerbitan Blue Bond
Jumlah tersebut ini meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp.639,8 triliun atau 65,6% dari total penyaluran kredit BRI. Ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit ESG terbesar di Indonesia.
Di sisi lain, Aestika mengatakan penerbitan green bond tersebut mempertegas posisi BRI sebagai first mover on sustainable banking di Indonesia dan berupaya untuk terus meningkatkan pembiayaan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan (sustainable business activities), termasuk di dalamnya green financing sebagai upaya memberikan value kepada seluruh stakeholders.
Roadmap BRI tercermin dalam dalam penerapan prinsip keuangan berkelanjutannya yang tidak hanya untuk memenuhi regulasi (beyond compliance). Aestika bilang komitmen tersebut tertuang dalam Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan BRI yang antara lain dengan melakukan pendanaan berbasis green funding, melalui kerjasama dengan merchant untuk produk yang ramah lingkungan, dan meningkatkan perhatian investor atas implementasi keuangan berkelanjutan.
"Perseroan akan terus melakukan mapping terhadap portofolio usaha berkelanjutan dan memberikan kredit kepada sektor usaha yang ramah lingkungan hidup. Selanjutnya, perseroan akan terus menjalankan kegiatan operasional dengan efisien, ramah dan tidak merusak lingkungan hidup," kata Aestika.
Baca Juga: Toko Buku Gunung Agung Tutup, Ini Sejarah Toko Buku yang Ada Sejak Pasca-Kemerdekaan
Senada, Bank BNI juga telah melakukan aksi penguatan modalnya dengan menerbitkan Green Bond dengan target dana hingga Rp 5 triliun. Penawaran surat utang ini telah dilakukan pada Mei tahun 2022 lalu.
Green Bond ini ditawarkan dalam 3 seri, yakni seri A dengan jangka 3 tahun, seri B jangka 5 tahun, dan seri C jangka 7 tahun. Kategori KUBL antara lain proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah, penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, serta pertanian berkelanjutan.
Dalam Catatan Kontan, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan, bahwa surat utang ini ditawarkan dalam tiga seri dengan tenor serta kupon yang menarik. Seri A untuk jangka waktu tiga tahun dengan tingkat bunga 6,35%-7,25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News