kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan Terus Memacu Bisnis Wealth Management


Jumat, 11 November 2022 / 18:59 WIB
Perbankan Terus Memacu Bisnis Wealth Management


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memacu bisnis wealth management di tahun ini melalui layanan digital. Melalui strategi tersebut, diharapkan dana kelolaan nasabah kaya meningkat dan menopang bisnis perusahaan.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) misalnya yang mencatat perkembangan bisnis wealth management dengan peningkatan 24% secara tahunan alias year on year (YoY) dalam pencapaian fee based income (FBI).

"Melihat tantangan market saat ini hingga akhir tahun, kami meyakini pertumbuhan masih berlangsung namun limited," kata Direktur Distribution & Funding PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Jasmin kepada kontan.co.id, Jumat (11/11).

Dalam melakukan pemasaran, Bank BTN mengkombinasikan pemasaran melalui channel cabang, media digital, dan customer event secara onsite dan online.

Baca Juga: Permintaan Kredit dan Bunga Meningkat, DPK Perbankan Masih Bisa Naik 8% pada 2023

"Khusus untuk total dana kelolaan Nasabah Prioritas, kami target kan di atas Rp 46 triliun hingga akhir tahun 2022," imbuh Jasmin.

Bank BTN melakukan transformasi dimana service culture dikonversi menjadi sales & service culture, dengan peningkatan kompetensi melalui eksternal dan internal training dan certification. 

“Juga didukung dengan wealth management advisory proposition dimana dukungan investment, bancassurance, dan retail treasury specialists diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis wealth management,” tambahnya.

BTN juga meningkatkan tingkat kepercayaan nasabah terhadap advisory quality dari Bank BTN. Relaunching BTN Prioritas Customer Value Proposition yakni Defining Your Priority juga diharapkan akan meningkatkan loyalty nasabah sekaligus mendukung kegiatan acquisition.

Sementara itu, PT Bank Central Asia (BCA) memacu bisnis wealth management dengan mengoptimalkan platform investasi WELMA. Direktur BCA, Haryanto Budiman menyebut, transaksi investasi melalui aplikasi WELMA BCA menunjukkan tren yang positif.

"Nasabah BCA yang telah mengunduh aplikasi WELMA mencapai lebih dari 475.000 pengunduh hingga saat ini. Dengan nominal transaksi lebih dari Rp 50 triliun, sejak diluncurkan akhir tahun 2019 hingga Agustus 2022," kata Haryanto.

Tak hanya itu, BCA juga menggandeng Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) meluncurkan produk Reksadana terbaru bernama Bahana Gebyar Dana Likuid (BGDL). Produk tersebut melengkapi instrumen investasi yang sudah tersedia melalui berbagai kanal investasi BCA, terutama melalui aplikasi Wealth Management (WELMA) BCA.

Baca Juga: Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp 299,64 Triliun hingga 31 Oktober 2022

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga menargetkan pertumbuhan nasabah wealth management bisa melebihi dari 15% pada tahun ini. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, hingga September 2022 assets under management (AUM) perusahaan tumbuh 15%. Sementara jumlah nasabah kelolaan juga tumbuh lebih dari 25% yoy.

"Oleh karena itu hingga akhir tahun 22, BRI optimis bisnis wealth management akan terus tumbuh dan bisa mencapai 15% melalui peningkatan AUM yang diproyeksikan mencapai lebih dari 20%," katanya.

BRI juga telah menyiapkan strategi untuk memperkuat pertumbuhan bisnis wealth management. Diantaranya dengan melengkapi scoring models dan data analytics pada platform wealth management BRI.

"Inovasi ini memungkinkan perseroan mengetahui profil kebutuhan kustomer berdasarkan risiko dan segmennya. Diharapkan hal ini dapat memberikan solusi perencanaan keuangan yang tepat bagi para nasabah," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×