kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan tetap optimis KPR masih akan tumbuh hingga akhir tahun


Kamis, 25 Juni 2020 / 18:59 WIB
Perbankan tetap optimis KPR masih akan tumbuh hingga akhir tahun
ILUSTRASI. KPR. KONTAN/Baihaki


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) diakui perbankan sempat tersendat selama periode pandemi Covid-19. Selain menurunnya permintaan pasar, hal ini utamanya disebabkan oleh banyak bank yang tengah fokus melakukan perbaikan kualitas kredit seperti restrukturisasi.

Sekaligus, beberapa bank juga telah menetapkan kebijakan yang lebih ketat terkait pemberian kredit di tengah pandemi. Meski begitu, sejatinya realisasi penyaluran KPR masih tetap tumbuh deras. Ambil contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang mengatakan sampai dengan Mei 2020 KPR masih tumbuh hampir 10% secara year on year (yoy).

Baca Juga: Pemerintah lelang tujuh seri SUN pada Selasa (30/6), target indikatif Rp 40 triliun

Walau tidak merinci, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menuturkan bahwa harus diakui sejak April 2020 penjualan KPR terus menurun karena dampak Covid-19. "Kami harapkan dalam beberapa bulan ke depan bisa kembali normal," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (25/6).

Lebih lanjut, bank bersandi bursa BNGA ini mengatakan pihaknya tetap akan menjalin kerjasama dengan seluruh rekanan, baik pengembang ataupun agen properti. Pasalnya, menurut Lani walau di tengah pandemi sektor properti sejatinya tetap menarik untuk investasi terutama untuk segmen menengah atas atau prima.

"Secara kredit memang lebih ketat, karena kami harus tetap prudent memastikan tidak akan bermasalah dalam pembayaran cicilan," imbuhnya.

Adapun, rata-rata permintaan KPR di perseroan saat ini memang berasal dari nasabah tajir dengan ticket size di atas Rp 1 miliar. Melihat tren yang berpotensi naik, CIMB Niaga optimis KPR masih mampu tumbuh 10% yoy di akhir tahun.

Baca Juga: Pemerintah tunjuk 6 perusahaan asing untuk pungut pajak konsumen

Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk terus berinovasi untuk mendorong penyaluran kredit terutama KPR. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan bilang untuk menunjang proses bisnis dalam era kenormalan baru dan merealisasikan visi menjadi modern digital banking, Bank Mandiri juga telah menyesuaikan proses bisnis KPR melalui platform digital.

"Platform ini dapat membantu calon debitur untuk melihat rumah yang akan dibeli sehingga diharapkan dapat meminimalisir tatap muka dengan sales," katanya.

Pun, penyesuaian proses bisnis lain antara lain termasuk penggunaan e-aplikasi dengan digital signature, penggunaan robotic untuk pemrosesan aplikasi nasabah kriteria tertentu secara seamless, dan monitoring status aplikasi pengajuan nasabah secara online.

Sementara itu, hingga Maret 2020 baki debet penyaluran KPR Bank Mandiri mencapai lebih dari Rp 43 triliun, masih tumbuh tipis di kisaran 2% secara yoy. "Penyaluran kredit KPR memang mulai menunjukkan tren perlambatan di bulan Maret ini," imbuhnya.

Baca Juga: Proyeksi pertumbuhan ekonomi global semakin menurun, rupiah ikut melemah

Punya strategi berbeda, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) saat ini lebih memilih untuk melakukan ekspansi kredit KPR untuk segmen komersial dan subsidi. " Untuk segmen komersial kami menyasar segmen KPR di bawah Rp 500 juta yang permintaannya masih tinggi," terang Kepala Divisi Product Management BNI Donny Bima.

Serupa dengan Bank Mandiri, saat ini BNI juga memiliki layanan digital pengajuan aplikasi online melalui e-Form BNI Griya yang tumbuh cukup signifikan, dimana pada Kuartal I/2020 hampir 15% total penyaluran KPR BNI merupakan kontribusi dari e-Form BNI Griya. "Disamping itu kami juga mengoptimalkan cabang dan sentra kredit untuk menggarap potensi lebih dari seribu developer yang memiliki kerjasama dengan BNI," sambungnya.

Donny juga mengungkap dalam situasi pandemi seperti ini sektor properti memang sedang terpukul. Hal ini juga menjadi pengingat bagi perbankan bahwa adanya potensi peningkatan risiko. Walhasil, perseroan kini membatasi ekspansi hanya kepada debitur yang punya kemampuan membayar yang baik, agar pertumbuhan dapat diimbangi dengan kualitas aset yang terjaga.

Adapun, hingga Maret 2020 lalu bank berlogo 46 ini masih mencatat realisasi KPR meningkat 7,7% yoy menjadi Rp 44,64 triliun dan tetap mendominasi realisasi kredit konsumer dengan porsi 51,9%.

Baca Juga: Mengukur efek penempatan dana pemerintah ke bank BUMN

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat hingga bulan April 2020 lalu penyaluran kredit properti masih tumbuh 6,5% yoy menjadi Rp 1.024,7 triliun menurun dari bulan sebelumnya yang meningkat 6,5% yoy. Antara lain ditopang oleh KPR dan KPR yang tumbuh 5,4% dan real estate yang naik 6,9% yoy di bulan April 2020.

Sementara penyumbang terbesar kenaikan KPR didorong oleh kredit konstruksi yang tumbuh 8% yoy menjadi Rp 352,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×