Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .
Pun, penyesuaian proses bisnis lain antara lain termasuk penggunaan e-aplikasi dengan digital signature, penggunaan robotic untuk pemrosesan aplikasi nasabah kriteria tertentu secara seamless, dan monitoring status aplikasi pengajuan nasabah secara online.
Sementara itu, hingga Maret 2020 baki debet penyaluran KPR Bank Mandiri mencapai lebih dari Rp 43 triliun, masih tumbuh tipis di kisaran 2% secara yoy. "Penyaluran kredit KPR memang mulai menunjukkan tren perlambatan di bulan Maret ini," imbuhnya.
Baca Juga: Proyeksi pertumbuhan ekonomi global semakin menurun, rupiah ikut melemah
Punya strategi berbeda, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) saat ini lebih memilih untuk melakukan ekspansi kredit KPR untuk segmen komersial dan subsidi. " Untuk segmen komersial kami menyasar segmen KPR di bawah Rp 500 juta yang permintaannya masih tinggi," terang Kepala Divisi Product Management BNI Donny Bima.
Serupa dengan Bank Mandiri, saat ini BNI juga memiliki layanan digital pengajuan aplikasi online melalui e-Form BNI Griya yang tumbuh cukup signifikan, dimana pada Kuartal I/2020 hampir 15% total penyaluran KPR BNI merupakan kontribusi dari e-Form BNI Griya. "Disamping itu kami juga mengoptimalkan cabang dan sentra kredit untuk menggarap potensi lebih dari seribu developer yang memiliki kerjasama dengan BNI," sambungnya.
Donny juga mengungkap dalam situasi pandemi seperti ini sektor properti memang sedang terpukul. Hal ini juga menjadi pengingat bagi perbankan bahwa adanya potensi peningkatan risiko. Walhasil, perseroan kini membatasi ekspansi hanya kepada debitur yang punya kemampuan membayar yang baik, agar pertumbuhan dapat diimbangi dengan kualitas aset yang terjaga.
Adapun, hingga Maret 2020 lalu bank berlogo 46 ini masih mencatat realisasi KPR meningkat 7,7% yoy menjadi Rp 44,64 triliun dan tetap mendominasi realisasi kredit konsumer dengan porsi 51,9%.
Baca Juga: Mengukur efek penempatan dana pemerintah ke bank BUMN
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat hingga bulan April 2020 lalu penyaluran kredit properti masih tumbuh 6,5% yoy menjadi Rp 1.024,7 triliun menurun dari bulan sebelumnya yang meningkat 6,5% yoy. Antara lain ditopang oleh KPR dan KPR yang tumbuh 5,4% dan real estate yang naik 6,9% yoy di bulan April 2020.
Sementara penyumbang terbesar kenaikan KPR didorong oleh kredit konstruksi yang tumbuh 8% yoy menjadi Rp 352,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News