kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.874   -64,00   -0,38%
  • IDX 6.461   14,82   0,23%
  • KOMPAS100 931   3,88   0,42%
  • LQ45 725   3,33   0,46%
  • ISSI 206   0,15   0,07%
  • IDX30 377   1,52   0,40%
  • IDXHIDIV20 454   1,38   0,30%
  • IDX80 106   0,50   0,47%
  • IDXV30 112   0,33   0,30%
  • IDXQ30 123   0,22   0,18%

Perbankan Waspadai Dampak Penertiban Kawasan Hutan Terhadap Kredit Sektor CPO


Selasa, 22 April 2025 / 05:55 WIB
Perbankan Waspadai Dampak Penertiban Kawasan Hutan Terhadap Kredit Sektor CPO
ILUSTRASI. Teller menghitung uang rupiah di salah satu bank, Jakarta, Senin (13/1).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penertiban kawasan hutan yang melibatkan lahan perkebunan kelapa sawit dinilai dapat memicu efek domino terhadap kualitas kredit sektor perbankan, khususnya di industri minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). 

Jika polemik ini tidak segera diselesaikan, kualitas kredit sektor ini dikhawatirkan akan semakin memburuk.

Kredit ke industri CPO tercatat dalam kategori pertanian, perburuan, dan kehutanan. Sektor ini tengah mengalami tekanan, tercermin dari peningkatan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPL sektor CPO mencapai 2% per Januari 2025, tertinggi dalam lima bulan terakhir, meskipun sedikit membaik dibanding Januari 2024 yang sempat menyentuh 2,02%.

Baca Juga: Risiko Kredit Macet Perbankan Berpotensi Naik Pasca Lebaran

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan ke sektor ini sebesar Rp553 triliun. Angka tersebut mencerminkan kontribusi sebesar 7,19% terhadap total kredit nasional.

Sejumlah bank mengaku waspada terhadap potensi penurunan kualitas aset. Direktur Manajemen Risiko Bank Danamon Indonesia, Dadi Budiana, menyampaikan bahwa penertiban kawasan hutan dapat mempengaruhi kualitas kredit sektor sawit. 

Namun, ia memastikan hingga kini debitur Danamon tidak terdampak, dengan NPL di bawah 0,1%. Paparan Danamon ke sektor kelapa sawit juga terbilang kecil, kurang dari 5% dari total kredit sebesar Rp157,1 triliun per Februari 2025. 

Dadi menegaskan, Danamon menyalurkan kredit secara selektif dan menghindari konsentrasi pada satu sektor.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, juga menyatakan pihaknya telah melakukan back testing terhadap portofolio kredit berisiko tinggi. Hasilnya, tidak ditemukan konsentrasi risiko yang signifikan, termasuk di sektor kelapa sawit. 

Baca Juga: Perbankan yang Jadi Kreditur eFishery Dibayangi Potensi Kredit Macet

Ia menegaskan, CIMB Niaga bersikap netral dalam penyaluran kredit ke sektor ini, dengan memastikan debitur menjalankan usaha sesuai ketentuan dan prinsip keberlanjutan lingkungan.

Di sisi lain, EVP Corporate Communication Bank Central Asia (BCA), Hera F. Haryn, menyampaikan bahwa eksposur BCA terhadap sektor kelapa sawit, khususnya yang telah tersertifikasi ISPO atau RSPO, tetap stabil. 

Kualitas kredit juga terjaga hingga akhir 2024. BCA, lanjutnya, menerapkan sistem deteksi dini guna mengidentifikasi potensi kredit bermasalah dan segera melakukan mitigasi untuk menekan risiko NPL.

Langkah-langkah kehati-hatian yang diambil perbankan diharapkan mampu meredam potensi dampak negatif dari polemik penertiban kawasan hutan terhadap kualitas kredit sektor sawit.

Selanjutnya: Cisarua Mountain Dairy (CMRY) akan Bagikan Dividen Rp 1,19 Triliun, Simak Jadwalnya

Menarik Dibaca: Katalog Promo Hypermart Weekday 22-24 April 2025, Beli 1 Gratis 1 Aneka Jamur-Sosis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×