kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan yakin penyaluran KPR masih bisa tumbuh hingga akhir tahun, ini alasannya


Selasa, 21 Juli 2020 / 19:33 WIB
Perbankan yakin penyaluran KPR masih bisa tumbuh hingga akhir tahun, ini alasannya
ILUSTRASI. Petugas keamanan melayani nasabah di Bank Cimb Niaga Jakarta, Senin (18/11). Sejumlah bank masih yakin KPR bisa tumbuh hingga akhir tahun./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/11/2019.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sudah mulai bergerak naik sejak Juni 2020 setelah tiga bulan sebelumnya tidak bergerak karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Oleh karena itu, sejumlah bank optimis kredit konsumsi yang satu ini akan mengalami pertumbuhan positif hingga akhir tahun.

CIMB Niaga contohnya, memasuki bulan Juni mendapatkan banyak permintaan pengajuan KPR dengan total booking sebesar Rp 600 miliar sepanjang satu bulan itu. Dengan mulai bergeraknya permintaan itu, bank ini meyakini penyaluran KPR di semester II ini akan bergerak naik.

Baca Juga: Tren penurunan suku bunga acuan bisa jadi katalis bagi BBRI di sisa tahun 2020

Mortgage & Indirect Auto Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi mengakui bahwa dampak pandemi Covid-19 terhadap penyaluran KPR perseroan sangat besar. KPR bank ini masih berhasil tumbuh sepanjang semester I lebih karena ditopang tingginya booking yang didapat di kuartal I setelah program-program yang dilaksanakan di akhir tahun lalu.

Per Juni 2020, CIMB Niaga mencatatkan outstanding KPR sebesar Rp 34,61 triliun. Itu tumbuh 2,6% atau senilai Rp 881 miliar dari akhir tahun lalu dan tumbuh 9% dibandingkan periode yang sama tahun 2019. "Ini murni ditopang penjualan developer pada kuartal IV tahun lalu. Kalau tahun ini secara riil penjualan properti sudah turun 50% lebih," jelas Heintje pada Kontan.co.id, Selasa (21/7).

Selama masa PSBB, CIMB lebih fokus melakukan webinar dengan developer dan aktif melakukan komunikasi kepada nasabah eksisting yang diharapkan akan melakukan booking KPR di semester II ini, apalagi setelah pelonggaran PSBB.

Heintje bilang, fokus utama CIMB adalah menjalin komunikasi dan kerjasama dengan developer dibanding melakukan pemasaran sendiri. Sebab percuma saja jika developer tidak menghasilkan penjualan.

Baca Juga: Layanan digital jadi solusi mendorong bisnis remitansi perbankan

Hingga akhir tahun, CIMB Niaga menargetkan penyaluran KPR tumbuh 8%. Namun menurut Heitje pribadi bisa tumbuh 5%-6% saja tahun ini sudah sangat bagus mengingat besarnya tekanan yang terjadi di kuartal II. Bank ini masih tetap fokus menyasar ticket size sekitar Rp 800 juta ke bawah.

Bank Mandiri misalnya mencatat kenaikan aplikasi KPR yang masuk lebih dua kali lipat pada bulan Juni dibandingkan bulan sebelumnya. Aplikasi mulai banyak masuk sejak pertengahan bulan Juni setelah restrukturisasi KPR bank ini hampir rampung dengan total mencapai sekitar Rp 9 triliun.

Pada bulan Juni, pengajuan KPR yang masuk ke Bank Mandiri mencapai Rp 1,3 triliun. Namun, perseroan membutuhkan waktu sekitar satu bulanan untuk memproses itu hingga pencairan sehingga pencairan pada bulan lalu masih Rp 300 miliar. Kenaikan itu praktis terjadi di semua segmen mulai dari rumah baru, rumah seken, maupun top up. Rata-rata ticket size untuk rumah baru sekitar Rp 500 juta -Rp 600 juta.

Baca Juga: Realisasi serapan program PEN untuk koperasi dan UMKM baru mencapai Rp 11,84 triliun

Dengan naiknya permintaan itu, EVP Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo memperkirakan KPR Bank Mandiri masih bisa tumbuh tipis atau setidaknya stabil dengan tahun lalu. Per Juni, oustanding KPR bank ini mencapai Rp 43 triliun, turun dari Rp 44,2 triliun pada akhir tahun lalu.

KPR BNI juga sudah bergerak naik sejak Juni setelah melambat sejak Maret. Bank ini berharap tren kenaikan ini akan mencapai titik normal hingga akhir tahun. Dengan begitu, KPR bank pelat merah ini masih bisa tumbuh walau single digit.

Kepala Divisi Product Management BNI Donny Bima mengatakan, BNI Griya per Juni hanya tumbuh satu digit disertai dengan penurunan ticket size karena permintaan yang tinggi selama pandemi ada di bawah harga Rp 500 juta.

Permintaan KPR syariah tinggi
CIMB mencatat dari penyaluran KPR per Juni, KPR Syariah tercatat tumbuh paling pesat. Sekitar 47% dari outstanding KPR bank ini merupakan pembiayaan syariah.

Baca Juga: Rupiah berpotensi kembali menguat esok hari, ini sentimennya

Heintje bilang, tingginya pertumbuhan KPR Syariah itu karena perseroan memang aktif memberikan program-program menarik di segmen itu. Kedua, karena unsur religiusitas. "Tingkat religius masyarakat muslim kita meningkat dan itu yang paling utama kami lihat pendorongnya," jelasnya.

BRI Syariah juga menunjukkan pertumbuhan pembiayaan perumahan cukup positif. Bank ini punya dua jenis pembiayaan di segmen ini yakni Griya Faedah BRIsyariah dan pembiayaan perumahan subsidi dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Per Juni, Griya Faedah BRIsyariah tumbuh sekitar 20% YoY menjadi Rp 3,88 triliun dan menyumbang 10,4% terhadap total pembiayaan perseroan. Sementara di segmen KPR FLPP tumbuh 31% YoY. Tahun ini, BRI Syariah memperoleh kuota FLPP sebanyak 8.700 unit kuota atau senilai Rp 933,6 miliar dan hingga saat ini sudah terealisasi 92%.

Baca Juga: Walau terdampak pandemi, BTN yakin bisnis tetap melaju

Bank Permata Syariah juga masih mencatatkan pertumbuhan KPR Syariah. "Target kami di Juni tumbuh 10% dan realisasi masih on track dengan target dengan ticket size rata-rata Rp 1,5 miliar," kata Herwin Bustaman, Direktur Permata Syariah.

KPR menyumbang porsi 45% terhadap total pembiayaan unit usaha syariah ini. Hingga akhir tahun, Permata Syariah menargetkan penyaluran KPR mencapai Rp 7,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×