Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bank Muamalat menargetkan, penguatan sistem IT akan meningkatkan efisiensi perusahaan.
Dengan adanya efisiensi, diharapkan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bisa turun.
Langkah efisiensi ini sejalan dengan rencana pemerintah yang akan menurunkan BOPO beberapa bank di level 50% seperti negara tetangga ASEAN.
Menurut Pejabat Executive Bank Muamalat Indonesia Purnomo B.Setiadi, pada 2015, BOPO perseroan berada di angka sekitar 95%.
Dengan penguatan digital banking pada 2016 dan tidak adanya ekspansi penambahan cabang, maka BOPO perseroan bisa mengalami penurunan.
“Tahun ini kami tidak akan menambah cabang, selain itu kami juga akan lakukan efisiensi, diharapkan nantinya BOPO perusahaan bisa mengalami penurunan di akhir tahun,” ujar Purnomo, Kamis, (25/2).
Pada 2016 ini Muamalat juga memperbesar investasi pada IT. Terkait investasi IT ini, Purnomo belum bisa mengungkap lebih jauh. Namun jumlah investasi IT ini cukup signifikan dibandingkan dengana total capeks. Sebagian investasi IT ini digunakan untuk mengembangkan beberapa produk digital seperti mobile banking.
Selain itu, untuk memperkuat posisi sebagai salah satu bank yang fokus ke transaksi elektronik, Muamalat ke depannya akan mengembangkan produk sesuai kebutuhan nasabah. Pada 2017, diharapkan Muamalat bisa meluncurkan produk emoney dan kartu kredit.
Sebagai informasi, pada tahun ini, Muamalat menargetkan fee based bisa mengalami kenaikan 45%. Kenaikan ini salah satunya diharapkan dikontribusikan dari transaksi elektronik dan bank asurance. Untuk Bank asurance Muamalat berencana melucurkan 3 produk pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News