Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghujung tahun 2019 sudah di depan mata, perbankan pun sudah menyiapkan sederet rencana untuk memperkuat likuiditas guna menopang kebutuhan ekspansi di tahun 2020. Setidaknya, sudah ada tiga bank yang memastikan bakal merilis instrumen pendanaan non konvensional di tahun depan.
Terbaru, yakni PT Bank Mandiri Tbk yang menyebut punya dua opsi pendanaan yang akan dieksekusi tahun depan. Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan ada sekitar US$ 1,5 miliar opsi pendanaan yang bisa dilakukan tahun depan.
Baca Juga: Kredit diramal masih seret, bank daerah memasang target konservatif di tahun depan
Jumlah tersebut terdiri dari obligasi dalam mata uang Rupiah dan lanjutan jatah obligasi global Bank Mandiri. "Kami ada PUB II (penawaran umum berkelanjutan) dan lanjutan global bond kemarin, size-nya sekitar US$ 1 miliar," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (4/12) malam.
Lebih lanjut, bank bersandi saham BMRI ini menjelaskan bahwa untuk PUB II tahap I Bank Mandiri rencananya akan diterbitkan sekitar Rp 3 triliun. Adapun, untuk PUB II Bank Mandiri, besaran jatah yang dapat diterbitkan mencapai Rp 20 triliun.
Kendati demikian, pihaknya masih belum menentukan besaran jumlah dan waktu penerbitan kedua obligasi tersebut. "Tidak harus awal tahun, tapi pastinya tahun depan. Masih dalam rencana," sambungnya.
Baca Juga: Hentikan operasi, Rabobank masih buka peluang bagi investor yang ingin masuk
Sebelumnya, dalam artikel yang dimuat Kontan.co.id (28/10) lalu, Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan menyebut pihaknya juga punya tambahan dana segar di tahun depan.
Dana tersebut merupakan obligasi rekapitalisasi (obligasi rekap) yang dikeluarkan pada tahun 1998 dalam rangka penyelamatan krisis dan diterbitkan pada tahun 2000 yang bakal jatuh tempo tahun 2020.
Panji menyebut, total dana yang bakal diraup oleh Bank Mandiri di tahun depan dari hasil obligasi tersebut akan sebesar Rp 20 triliun yang terbagi dalam beberapa periode. Dana tersebut menurut Panji bakal sangat membantu kondisi likuiditas perusahaan.
Sebagai informasi, obligasi rekap merupakan obligasi yang diterbitkan pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi perbankan. Obligasi tersebut dikeluarkan untuk mengatasi kesulitan permodalan bank-bank yang terkena pengaruh krisis ekonomi di akhir 1997.
Bukan hanya Bank Mandiri, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) juga punya opsi pendanaan tahun depan. Sekretaris Perusahaan Bank BJB Muhammad Asadi Budiman menjelaskan pihaknya akan menerbitkan obligasi subordinasi senilai Rp 1 triliun di 2020.
Baca Juga: BCA tegaskan keseriusan berekspansi ke sektor fintech
Bank bersandi emiten BJBR ini menyebut, obligasi tersebut akan diterbitkan dalam dua tahap, masing-masing ditargetkan dapat memperoleh dana sebesar Rp 500 miliar. Dalam rencana bisnis bank (RBB), aksi korporasi tersebut bakal dilangsungkan pada Kuartal I 2020.
"Masih berlanjut, tujuannya 100% untuk ekspansi kredit perusahaan," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (5/12). Selain obligasi, Budiman mengatakan pihaknya belum memiliki rencana penggalangan dana lain.
Di luar kedua bank tersebut, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga berencana menerbitkan obligasi global di tahun 2020 dengan nilai mencapai US$ 250 juta. Direktur Finance, Planning dan Treasury BTN Nixon Napitupulu menyebut dana tersebut akan diterbitkan pada awal tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News