Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan bisnis UMKM di Indonesia terkendala akibat dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Termasuk para pelaku UMKM yang menyasar pasar global lewat aktivitas ekspor.
Agar para bisnis ekspor UMKM tetap berjalan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mendorong pelaku UMKM masuk ke ekosistem ecommerce global seperti Alibaba.
LPEI sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional berkomitmen meningkatkan kelas UMKM tidak hanya melalui aspek finansial namun juga aspek non finansial.
Program-program seperti Coaching Program for New Exporter (CPNE) yaitu program pelatihan rintisan eksportir baru, Desa Devisa yaitu program pengembangan masyarakat berbasis komoditas untuk menghasilkan devisa, dan marketing handholding adalah diantaranya.
Baca Juga: LPEI telah salurkan pembiayaan ke UMKM Rp 14,5 triliun per Juni 2021
“Tantangan pandemi tidak menghalangi kami untuk terus menciptakan eksportir baru. Salah satunya dengan program yang kami miliki yaitu memberikan pendampingan sehingga para UKM siap untuk diunggah ke global marketplace. Tercatat 353 produk Indonesia dari berbagai komoditas termasuk tekstil telah diunggah di Alibaba dengan harapan adanya pertemuan dengan buyer pada platform tersebut,” papar Maqin Noorhadi, Direktur Pelaksana II LPEI dalam keterangan tertulis pada Rabu (18/8).
Sektor tekstil ikut tedampak akibat kebijakan pembatasan mobilitas yang diberlakukan sejumlah negara tujuan ekspor. Pembatalan sejumlah pesanan pun tak terelakkan.
Akhirnya pengurangan kapasitas produksi, hingga penutupan pabrik akibat tidak lagi mampu mencukupi beban operasional. Padahal sektor tekstil merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor para pelaku UMKM Indonesia.
Kendati demikian, pengusaha tekstil mau tidak mau harus lebih jeli dalam memanfaatkan segala peluang yang ada, sekecil apapun itu. Setidaknya hal itulah yang disampaikan oleh Andri Setyawan, CEO dari CV Pria Tampan, UKM ekspor batik asal Solo.
“Saat ini, kita, baik teman-teman yang baru memulai atau sudah lama menjalankan bisnis, dihadapkan pada situasi yang kurang lebih sama yaitu pandemi COVID-19. Sehingga sangat penting untuk tetap optimis dan memiliki pola pikir positif bahwa kita dapat melewati situasi saat ini. Selain itu, kita juga harus memanfaatkan segala bantuan yang diberikan Pemerintah seperti saya juga telah memanfaatkan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) UKM dari LPEI. Bantuan tersebut sangat membantu kita dalam menjalankan usaha khususnya ditengah situasi seperti ini,” ujar Andri.
Baca Juga: Pemerintah akan dorong perluasan ekspor produk-produk UMKM melalui LPEI
Optimisme CV Pria Tampan menunjukkan, hasil yang positif, yaitu per April 2021, UMKM yang dikelola generasi kedua ini mampu melakukan pengiriman kain batik ke luar negeri sebanyak 7 kontainer atau senilai US$220.000, setelah periode sebelumnya hanya 5 kontainer atau senilai US$ 160.000.
Selama 3 tahun terakhir, mayoritas negara tujuan dari UKM asal Solo ini adalah Kanada dan Amerika Serikat. Bulir-bulir putih yang timbul pada kain batik yang berasal dari proses pewarnaan kain merupakan ciri khas yang membuatnya diminati oleh pasar mancanegara.
Situasi yang kurang ideal saat ini memang menambah permasalahan yang harus dihadapi leh pelaku UMKM. Namun dengan memanfaatkan sejumlah keringanan yang diberikan Pemerintah, pelaku usaha diharapkan dapat setidaknya mempertahankan bahkan meraih sukses di waktu mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News