Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
Akhirnya pengurangan kapasitas produksi, hingga penutupan pabrik akibat tidak lagi mampu mencukupi beban operasional. Padahal sektor tekstil merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor para pelaku UMKM Indonesia.
Kendati demikian, pengusaha tekstil mau tidak mau harus lebih jeli dalam memanfaatkan segala peluang yang ada, sekecil apapun itu. Setidaknya hal itulah yang disampaikan oleh Andri Setyawan, CEO dari CV Pria Tampan, UKM ekspor batik asal Solo.
“Saat ini, kita, baik teman-teman yang baru memulai atau sudah lama menjalankan bisnis, dihadapkan pada situasi yang kurang lebih sama yaitu pandemi COVID-19. Sehingga sangat penting untuk tetap optimis dan memiliki pola pikir positif bahwa kita dapat melewati situasi saat ini. Selain itu, kita juga harus memanfaatkan segala bantuan yang diberikan Pemerintah seperti saya juga telah memanfaatkan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) UKM dari LPEI. Bantuan tersebut sangat membantu kita dalam menjalankan usaha khususnya ditengah situasi seperti ini,” ujar Andri.
Baca Juga: Pemerintah akan dorong perluasan ekspor produk-produk UMKM melalui LPEI
Optimisme CV Pria Tampan menunjukkan, hasil yang positif, yaitu per April 2021, UMKM yang dikelola generasi kedua ini mampu melakukan pengiriman kain batik ke luar negeri sebanyak 7 kontainer atau senilai US$220.000, setelah periode sebelumnya hanya 5 kontainer atau senilai US$ 160.000.
Selama 3 tahun terakhir, mayoritas negara tujuan dari UKM asal Solo ini adalah Kanada dan Amerika Serikat. Bulir-bulir putih yang timbul pada kain batik yang berasal dari proses pewarnaan kain merupakan ciri khas yang membuatnya diminati oleh pasar mancanegara.
Situasi yang kurang ideal saat ini memang menambah permasalahan yang harus dihadapi leh pelaku UMKM. Namun dengan memanfaatkan sejumlah keringanan yang diberikan Pemerintah, pelaku usaha diharapkan dapat setidaknya mempertahankan bahkan meraih sukses di waktu mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News