kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan dunia usaha membaik, penyaluran kredit diperkirakan naik di akhir 2020


Sabtu, 19 Desember 2020 / 10:26 WIB
Permintaan dunia usaha membaik, penyaluran kredit diperkirakan naik di akhir 2020
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Rakyat Indonesia (BRI). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran baru kredit perbankan mulai meningkat di akhir tahun. Berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) penyaluran kredit baru meningkat pada November meskipun dengan dorongan yang lebih rendah. Itu tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 13,5% pada bulan tersebut.

Dari survei itu, penyaluran kredit baru diperkirakan akan lebih meningkat lagi pada Desember 2020. Itu terindikasi dari SBT perkiraan kredit baru Desember sebesar 52,3%, naik dari SBT perkiraan pada November sebesar 13,5%.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) salah satu bank yang sudah mengalami kenaikan penyaluran kredit baru. Per Oktober 2020, total kredit bank pelat merah ini tumbuh 3,6% secara year on year (yoy). Namun, khusus untuk segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengalami kenaikan lebih tinggi lagi yakni 8,1% yoy.

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, pertumbuhan terbesar kredit UMKM disumbang oleh segmen mikro yang naik 10,5% yoy. "Kami proyeksikan tren kenaikan kredit UMKM ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2020," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (18/12).

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) perpanjang kontrak kredit dengan Bank Mandiri

Kenaikan kredit UMKM BRI tersebut didominasi oleh sektor pangan, pertanian dan jasa. Haru bilang, kenaikan tersebut sejalan dengan fokus BRI untuk terus tumbuh di UMKM khususnya segmen mikro.

Sementara Bank Panin menyebut kredit baru selama dua bulan pertama di kuartal IV ini tidak signifikan. Sehingga total kredit perseroan dibandingkan September belum mengalami kenaikan.

"Proyeksi sampai akhir tahun juga belum tahu, tunggu saja laporan keuangan nanti," ujar Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo.

Sementara tahun depan, Bank Panin yakin penyaluran kredit akan lebih baik dari tahun ini. Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit 4% di 2021.

Sementara secara keseluruhan, kredit perbankan secara tahunan per November semakin melambat. Data BI, kredit mengalami kontraksi 1,39% yoy di bulan tersebut. Kontraksi tersebut meningkat dari bulan sebelumnya hanya minus 0,47% yoy.

Baca Juga: P2P lending syariah, Alami, telah salurkan pinjaman Rp 280 miliar per November 2020

BI memandang bahwa rendahnya pertumbuhan kredit lebih disebabkan lemahnya permintaan dari dunia usaha dan juga adanya persepsi risiko dari sisi penawaran perbankan.

Namun, BI memperkirakan pertumbuhan kredit berpotensi akan meningkat pada sektor-sektor seperti Industri Makanan dan Minuman, Industri Logam Dasar, Industri Kulit dan Alas Kaki, di samping sejumlah sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor.

Baca Juga: OJK: Di Indonesia ada financial gap sebesar US$ 165 miliar

“Kinerja korporasi  pada sektor-sektor tersebut serta pada UMKM menunjukan perbaikan, tercermin pada peningkatan indikator penjualan dan kemampuan bayar di dunia usaha,” kata Perry Warjiwo Gubernur BI dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (17/12).

BI akan melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif, serta memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, KSSK, perbankan dan dunia usaha untuk mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas.

Selanjutnya: Kolaborasi dengan KB Kookmin Bank, Bukopin gencar lakukan diversifikasi produk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×