Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Aestika menjelaskan pergerakan yield SBN pada beberapa pekan terakhir masih dalam range ekspektasi pasar dengan kenaikan yield lebih sempit dibandingkan yang terjadi pada pertengahan tahun 2022 yang dipicu kenaikan tingkat inflasi baik domestik maupun global.
“Hal tersebut mendorong valuasi aset SBN dalam beberapa pekan terakhir tidak terpengaruh signifikan bahkan masih lebih baik dibandingkan kuartal-IV 2022. Posisi portofolio aset SBN diperkuat juga oleh langkah-langkah mitigasi risiko pasar yang terus diterapkan,” tambahnya.
Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan BCA Syariah dalam mengoptimalkan likuiditas selain menyalurkan kredit, bank juga gemar menempatkan dananya di SBN dan surat berharga korporasi dengan rating AAA. Langkah itu dalam memaksimalkan yield sebagai sumber pendapatan bank.
“Kita memiliki modal Rp 3 triliun, sedangkan financing to deposit ratio (FDR) di level 80%. Sehingga, modal dan sisa FDR 20% itu adalah tugas treasury untuk memaksimalkan pendapatan. Namun harus tetap sebanding dengan prudent banking practice dengan portofolio management,” katanya.
Untuk jangka pendek, BCA syariah tempatkan dana di obligasi korporasi dan SBN pemerintah. BCA Syariah tidak akan menempatkan dana di obligasi korporasi di bawah rating AAA walaupun dengan yield tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News