kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan kredit Q1 2017 masih lesu


Senin, 10 April 2017 / 09:18 WIB
Permintaan kredit Q1 2017 masih lesu


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan masih single digit. Pada tiga bulan pertama bulan ini, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 9% secara tahunan (year on year/yoy).

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan, jika dihitung sejak akhir tahun lalu atawa year to date (ytd), penyaluran kredit hingga akhir Maret 2017 minus 0,7%. "Secara tahunan pertumbuhan kredit sudah mulai naik. Kami harapkan akhir tahun bisa tumbuh 10% sampai 12%," ujar Erwin di akhir pekan lalu.

Erwin menjelaskan, permintaan kredit belum tinggi karena kegiatan ekonomi swasta dan belanja pemerintah masih belum bergerak kencang di awal tahun. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan, penyaluran kredit yang menurun sejak akhir 2016 masih terbilang wajar.

Sebab, secara historis pola pertumbuhan di kuartal I cenderung lebih rendah. Menurut dia, aktivitas ekonomi yang baru bergeliat mulai kuartal II akan mendorong permintaan kredit hingga akhir tahun.

Dari sisi likuiditas, perbankan menerima tambahan pendanaan dari masuknya dana repatriasi hasil program pengampunan pajak (tax amnesty). Sepanjang kuartal I-2017, dana pihak ketiga (DPK) naik 8% yoy.

Adapun dari segi risiko, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) masih bertengger di kisaran 3,1% per Maret 2017. Masih tingginya NPL memaksa perbankan masih mengalokasikan dana pencadangan yang besar.

Hal ini tercermin dari tingkat biaya pencadangan bank yang mencapai 102% hingga 104% dari rasio NPL. Mirza menambahkan, bank umum kegiatan usaha (BUKU) I hingga BUKU IV saat ini mencatatkan bantalan permodalan yang mumpuni. Rata-rata rasio permodalan (capital adequacy ratio/CAR) per BUKU berada di atas 20%.

Sama seperti tahun lalu, bank pelat merah menjadi penopang pertumbuhan kredit perbankan. Mengacu riset Mandiri Sekuritas, tujuh dari sembilan bank penguasa pasar perbankan mampu mencetak pertumbuhan kredit.

Bank dengan kenaikan kredit tertinggi yakni Bank Negara Indonesia (BNI). Kredit BNI tumbuh 22,8% secara tahunan menjadi Rp 371,15 triliun per Februari 2017.

Disusul kredit Bank Tabungan Negara (BTN) yang naik 18,6% per Februari 2017. Sementara, kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri masing-masing mencetak pertumbuhan kredit sebesar 16,% dan 11,6% pada periode yang sama.

Gambaran saja, kinerja perbankan di awal 2017 tercatat lebih tinggi jika dibandingkan pencapaian di 2016. Berdasarkan data BI, kredit yang disalurkan perbankan hanya tumbuh sebesar 8,4% menjadi sebesar Rp 4.027,2 triliun di akhir Maret 2016 silam.

DPK awal tahun ini pun lebih tinggi ketimbang pertumbuhan simpanan per Maret 2016 yang tercatat hanya tumbuh 6,0%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×