kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awal 2017 tren hapus kredit meningkat


Minggu, 09 April 2017 / 17:52 WIB
Awal 2017 tren hapus kredit meningkat


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Kredit bermasalah yang naik sampai Februari 2017 membuat tren hapus buku meningkat pada awal tahun. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Februari 2017 tercatat jumlah hapus buku (write off) kredit bermasalah 12 bank besar mencapai Rp 4,4 triliun, naik 175% secara tahunan atau year on year (yoy).

Menurut OJK penyumbang kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terbesar adalah dari sektor komersial. “Dua industri yang paling berkontribusi terhadap kredit bermasalah bank besar adalah dari pertambangan, konstruksi dan sektor turunannya,” ujar Nelson Tampubolon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Rabu (5/4).

Berdasarkan data Mandiri Sekuritas, ada tiga bank yang melakukan hapus buku terbesar pada dua bulan pertama 2017 ini. Tiga bank tersebut adalah Bank Mandiri, BRI dan CIMB Niaga.

Bank Mandiri mencatat sampai Februari 2017 nilai hapus buku yang dilakukan sebesar Rp 2 triliun. BRI dan CIMB Niaga mencatat nilai hapus buku masing-masing sebesar Rp 822 miliar dan Rp 532 miliar.

Pahala Mansyuri, Direktur Keuangan dan Treasury Bank Mandiri optimistis, dengan hapus kredit yang dilakukan ini maka kualitas aktifa produktif bisa membaik. “Pada kuartal 1 2017 nanti pencadangan bank akan menurun dibandingkan (periode yang sama) sebelumnya,” ujar Pahala, Rabu (5/4).

Mengutip laporan akhir 2016 Bank Mandiri, hapus buku dilakukan dengan mengamhil alih agunan. Jumlah kredit bermasalah yang dihapus buku adalah selisih nilai wajar agunan yang diambil setelah memperhitungkan biaya penjualan.

Salah satu syarat kredit bermasalah bisa dihapus buku adalah CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) telah dibentuk 100%.

Herry Sidharta, Direktur Utama BNI mengatakan hapus buku dilakukan jika telah dilakukan upaya baik bisnis maupun hukum. “ Serta sebelum hapus buku dilakukan dipastikan CKPN tercukupi,” ujar Herry, Jumat (7/4).

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama Bank OCBC NISP mengaku jumlah hapus buku yang telah dilakukan sampai kuartal 1 2017 mencapai Rp 30 miliar. Dari hapus buku ini yang terbesar adalah di sektor perdagangan.

Nixon L Napitupulu, Direktur Bank BTN mengaku sampai kuartal 1 2017 telah melakukan hapus buku sebesar 25 miliar. Untuk menurunkan rasio NPL, BTN akan melakukan beberapa strategi seperti memperbaiki penagihan, restrukturisasi, dan memperbaiki program lelang.

OJK memproyeksi sampai akhir 2017 ini NPL akan membaik. Sehingga kinerja bank secara umum akan membaik. Sampai Februari 2017 OJK mencatat NPL perbankan mencapai 3,16%. Angka NPL Februari 2017 ini naik dari posisi Januari 2017 sebesar 3,09%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×