kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Permintaan sepi, BCA turunkan suku bunga kredit konsumer


Jumat, 22 Februari 2019 / 17:19 WIB
Permintaan sepi, BCA turunkan suku bunga kredit konsumer


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Guna mengimbangi kenaikan suku bunga sepanjang 2018 lalu, perbankan mengerek suku bunga kredit di semua segmen. Namun kenaikan suku bunga kredit konsumsi berdampak pada penurunan permintaan kredit konsumer.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengaku kredit konsumsi memiliki ciri khas yang sama dengan produk consumer goods. Jahja menyebut bila bunga kredit turun maka permintaan akan naik. Oleh sebab itu bank dengan sandi saham BBCA ini menurunkan bunga kredit konsumer BCA.

"Buktinya seperti tahun lalu, bunga naik terus kredit konsumer agak sepi. Makanya di awal tahun kita coba turunin untuk menarik (permintaan). Tapi kesempatannya terbatas kira-kira sampai bulan Mei, lalu kita harus sesuaikan kembali. Suku bunga kredit sudah diturunkan 50 basis poin (bps)-75 bps," ujar Jahja di Tangerang, Jumat (22/2).

Namun Jahja menyebut kenaikan bunga kredit tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kredit modal kerja dan investasi. Jahja menyebut sebenarnya bank yang dimiliki oleh Djarum ini sudah menaikan bunga kredit sebesar 50 bps-75 bps. Jahja memprediksi BCA tidak akan menaikan bunga kredit lagi.

"Kredit modal kerja dan investasi itu tidak tergantung bunga, tahun lalu bunga naik kencang kredit naiknya kencang juga. Kita naiknya 15%. Malah tahun sebelumnya bunga rendah, kredit juga turun," jelas Jahja.

Asal tahu saja, dalam laporan keuangan BCA per Desember 2018 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 537,91 triliun. Nilai ini tumbuh 15,03% year on year (yoy) dari Rp 467,61 triliun pada 2017.

Jahja menambahkan, pihaknya masih akan menyalurkan kredit konsumsi. Namun ia tidak menargetkan pertumbuhan secara khusus. Ia melihat kredit konsumsi sesuai dengan polanya pada kuartal I akan lemah. Kuartal II menguat lantaran terdorong momentum lebaran. Sedangkan kuartal IV dan III akan semakin tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.

Jahja menilai dari segi produ kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor, dan Kartu Kredit akan tumbuh bersamaan sepanjang 2019. Kendati demikian, Jahja menyebut bank akan lebih fokus menyalurkan ke sektor korporasi dan infrastruktur lantaran secara nominal lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×