kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

BI 7 DRRR ditahan, industri multifinance belum sesuaikan suku bunga pembiayaan


Kamis, 21 Februari 2019 / 21:02 WIB
BI 7 DRRR ditahan, industri multifinance belum sesuaikan suku bunga pembiayaan


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pelaku industri multifinance masih bersikap wait and see untuk menaikkan suku bunga pembiayaan, setelah Bank Indonesia mempertahankan BI 7 day reverse repo rate di level 6% pada bulan ini.

Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Bidang Kegiatan Industri Pembiayaan Roni Haslim mengatakan, penahan suku bunga tersebut merupakan suatu yang postif bagi industri pembiayaan. Karena untuk sementara waktu, bunga kredit multifinance masih bisa stabil.

“Kami menyambut baik penahanan suku bunga itu, karena kalau suku bunga naik maka angsuran ke konsumen akan semakin besar,” kata Roni kepada Kontan.co.id, Kamis (21/2).

Meski ditahan, ia belum bisa memperkirakan apakah akan mempengaruhi penurunan bunga pembiayaan multifinance pada 2019. Para pelaku usaha menyikapinya dengan beragam, ada yang menaikan suku bunga sejak tahun lalu dan ada juga yang tidak.

BCA Finance masih menunggu perkembangan kondisi pasar, maka sampai saat ini belum ada rencana menaikan bunga kredit dalam waktu dekat. Roni yang juga menjabat sebagai Direktur Utama BCA Finance, mengaku kenaikan bunga perusahaan itu bergantung dari bunga bank.

“Untuk tahun ini kami belum tahu karena itu bergantung bunga dari bank. Sejauh ini, bunga dari bank masih belum berubah, jadi kami belum ada rencana menaikan bunga kredit,” jelasnya.

Di sisi lain, BCA Finance sudah beberapa kali menaikan suku bunga kredit pada tahun lalu. Hal ini sebagai respon kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebanyak enam kali pada tahun itu.

Hal serupa juga dilakukan PT Indosurya Inti Finance atau dikenal Indosurya Finance. Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung mengatakan, pihaknya masih melihat kondisi pasar untuk menaikan bunga kredit.

Sejak 2018, Indosurya belum pernah menaikan bunga kredit meskipun bank sentral telah beberapa kali menaikan suku bunga acuan. Untuk menekan biaya dana atau cost of fund, perusahaan berupaya melakukan efisiensi.

Sementara PT Federal Internasional Finance atau FIF Group belum berniat menaikan bunga pinjaman tahun ini. Direktur Keuangan FIF Group Hugeng Gozali mengutarakan, perusahaan telah menaikkan bunga kredit tahun lalu. Akibatnya, cost of fund sempat naik, tapi kini telah stabil kembali.

“Ada pengaruh kenaikan suku bunga acuan di tahun lalu, tapi sudah di atas. Dan kami tidak menaikan bunga lagi tahun ini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×