Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Sampai pada kuartal I 2011 PT Bank UOB Buana berhasil mencatat laba bersih sebelum pajak tercatat sebesar Rp 251,58 miliar.
Kinerja ini didukung oleh penyaluran kredit yang signifikan karena berhasil tumbuh 27,89% menjadi Rp 29,88 triliun (outstanding).
Wajar jika penyaluran kredit ini sesuai yang diharapkan manajemen. Sebab, ban berhasil menyerap dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 7,54 triliun menjadi Rp 32,37 triliun. Perolehan itu meningkat sebesar 30,38% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2010 yaitu Rp 24,83 triliun.
Direktur Bank UOB Buana, Safrullah Hadi Saleh, mengatakan, pertumbuhan DPK berasal dari peningkatan simpanan di tabungan yaitu mencapai 113,82% menjadi Rp 8,31 triliun dan simpanan berjangka tumbuh sebesar 34,92% menjadi Rp 20,82 triliun. Keseluruhan angka ini merupakan posisi outstanding. Adapun, program UOB Saving Plan pada awal tahun 2011 telah membantu peningkatan portofolio tabungan.
"DPK itu membuat kami lebih leluasa menyalurkan kredit. Sektor komersial dan korporasi menguasai 86,73% dari total portofolio kredit bank," kata Safrullah, kemarin.
Sementara itu, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) gross mengalami penurunan menjadi 2,45% dari titik 2,92% pada periode tersebut. Sedangkan loan to deposit ratio (LDR) tercatat sebesar 92,30%.
Kenaikan di beberapa pos itu juga berhasil mengantarkan kenaikan aset menjadi Rp 42,54 triliun, meningkat sebesar 26,29% dibandingkan Rp 33,68 triliun pada tanggal 31 Maret 2010.
Dari kinerja ini, pendapatan bunga bersih yang dihasilkan oleh UOB Buana naik sebesar 3,75% menjadi Rp 487,35 miliar dari yang sebelumnya Rp 469,73 miliar.
Sedangkan, rasio-rasio keuangan UOB Buana, antara lain rasio rentabilitas seperti ROA sebesar 2,49%, ROE sebesar 11,14% dan NIM sebesar 5,71%. Lalu, rasio kecukupan modal (CAR) UOB Buana tercatat sebesar 21,11%, masih jauh di atas ketentuan minimum BI sebesar 8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News