Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah masyarakat yang mulai banyak menggandrungi instrumen investasi seperti emas dan surat utang, kondisi simpanan deposito di sejumlah perbankan mengalami kelesuan.
Merujuk data analisis uang beredar (BI), per Juli dana pihak ketiga (DPK) industri mencapai Rp 8.971,8 triliun atau tumbuh 6,7% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan ini salah satunya disokong oleh simpanan berjangka atau deposito yang tumbuh 4,7% dengan total nilai Rp 3.269,3 triliun.
PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) merupakan salah satu bank yang masih mencatatkan pertumbuhan pada simpanan depositonya. Merujuk laporan keuangan, per Juli 2025 total simpanan berjangka di OK Bank mencapai Rp 5,9 triliun. Nilai ini meningkat 23,1% YoY dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang Rp 4,8 triliun.
Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah menyampaikan bahwa pertumbuhan deposito ini mencerminkan kepercayaan nasabah dan penawaran bunga yang kompetitif. Kendati begitu, Efdinal bilang bahwa Bank juga tetap fokus menggenjot peningkatan dana murah (current account saving accoung/CASA).
Baca Juga: OK Bank Optimistis Bidik Kredit Modal Kerja Tumbuh 10% di Akhir 2025
“Ke depan, kami tentu tetap menjaga pertumbuhan deposito, namun akan lebih fokus mendorong peningkatan dana murah (CASA) agar struktur pendanaan Bank semakin sehat dan berkelanjutan,” beber Efdinal ke Kontan, Selasa (16/9/2025).
Per Juli 2025, jumlah dana murah di OK Bank masih sebesar Rp 1,1 triliun. Himpunan dana murah ini sedikit berkurang dibandingkan Agustus tahun lalu yang sebesar Rp 1,2 triliun.
Ke depan, Efdinal mengatakan jika suku bunga deposito di OK Bank akan terus disesuaikan secara hati-hati dengan mengikuti kondisi pasar dan arah suku bunga acuan Bank Indonesia.
Selanjutnya: Aktivasi Pinjaman Koperasi Merah-Putih Masih Rendah, AKRINDO Sebutkan Sebabnya
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Periode 16-30 September 2025, Mi Instan-Frozen Food Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News