Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mempertahanakan margin bunga bersih, perbankan diprediksi akan memperbanyak kredit berbasis ritel. Hal ini diungkapkan riset Helmi Therik dari Shinhan Sekuritas Indonesia.
Riset tersebut mengatakan, beberapa bank akan cenderung memberi eksposure lebih besar ke kredit konsumer atau ritel. “Hal ini untuk memitigasi dampak dari penurunan margin,” tulis Helmi dalam risetnya yang dipublikasikan baru baru ini.
Sebagai catatan, berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NIM perbankan sampai Juli 2018 sebesar 3,57% atau turun dari periode sama 2017 3,87%.
Meskipun mengalami tren penurunan, Shinhan Sekuritas Indonesia mencatat bank akan berusaha menahan penurunan NIM dengan menyesuaikan suku bunga kredit. Meskipun beberapa bank mengalami penurunan NIM, namun ada bank besar yang bisa menjaga NIM di level optimal.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, saat ini adalah pemilik NIM tertinggi di perbankan yaitu 7,4% dibandingkan industri sebesar 5,1%. Hal ini karena bisnis model BRI memang mempunyai yield yang cukup tinggi misalnya konsumer, mikro dan kredit kecil komersial.
Selain itu BCA juga mencatat NIM yang cukup stabil, hal ini didukung oleh kemampuan memanajemen biaya dana dan penyesuaian terhadap yield suku bunga kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News