CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.929   -69,00   -0,44%
  • IDX 7.228   13,54   0,19%
  • KOMPAS100 1.105   2,36   0,21%
  • LQ45 877   1,75   0,20%
  • ISSI 219   0,82   0,38%
  • IDX30 449   0,77   0,17%
  • IDXHIDIV20 541   1,37   0,25%
  • IDX80 127   0,24   0,19%
  • IDXV30 136   0,71   0,52%
  • IDXQ30 150   0,31   0,21%

Pertumbuhan kredit hingga akhir tahun diproyeksikan bisa mencapai 4% hingga 6%


Kamis, 22 Juli 2021 / 16:09 WIB
Pertumbuhan kredit hingga akhir tahun diproyeksikan bisa mencapai 4% hingga 6%
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta (20/4/2021).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2021 menjadi 4% hingga 6% sampai akhir tahun 2021. Hal ini dikarenakan permintaan kredit mulai membaik  dengan berlanjutnya pemulihan kinerja dan aktivitas korporasi, rumah tangga dan UMKM. 

“Dari sisi suplai, pertumbuhan kredit yang mulai positif tersebut didorong oleh mulai melonggarnya index of lending standard,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/7).

Meski demikian, Perry menyebut bahwa pertumbuhan kredit diperkirakan akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada triwulan III 2021. Pembatasan mobilitas terhadap pandemi Covid-19 menyebabkan menurunnya kegiatan ekonomi di periode tersebut.

Baca Juga: Laba bersih Bank Central Asia (BBCA) melesat 18,1% pada semester I 2021

Hanya saja, ia bilang kalau pertumbuhan kredit akan kembali meningkat pada triwulan IV-2021. Terlebih, suku bunga kredit perbankan masih terus menurun walaupun masih terbatas.

“Di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan terus berlanjut, meski dengan besaran respons yang lebih terbatas, yaitu menurun sebesar 169 bps sejak Mei 2020 menjadi 8,86% pada Mei 2021,” imbuh Perry.

Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan Mei 2021 tetap tinggi sebesar 24,28%, dan rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga, yakni 3,35% (bruto) dan 1,10% (neto).

“Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan KSSK untuk implementasi lebih lanjut paket kebijakan terpadu KSSK dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas, termasuk UMKM,” pungkas Perry.

Selanjutnya: Gubernur BI sebut likuiditas perbankan sangat longgar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×