kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan laba bank swasta melambat


Kamis, 26 Juli 2018 / 09:34 WIB
Pertumbuhan laba bank swasta melambat
ILUSTRASI. Kinerja Bank Danamon


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank swasta harus berlapang dada. Saat bank-bank BUMN berpesta laba, bank swasta harus pasrah menikmati kenaikan laba yang melambat. Bahkan ada bank yang labanya menurun.

Bank Danamon dan Bank Panin mengalami penyusutan laba di separuh pertama 2018. Laba bank Danamon turun tipis 1,37% menjadi Rp 2,01 triliun. Sedangkan, laba Bank Panin turun 3,35% menjadi Rp 1,35 triliun.

Kredit mikro disebut-sebut sebagai biang kerok penurunan laba di Bank Danamon. Satinder Ahluwalia, Direktur Keuangan Bank Danamon mengatakan, pihaknya sengaja mengerem penyaluran kredit mikro, lantaran ingin memperbesar segmen non-mass market seperti usaha kecil dan menengah (UKM), kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). "Sebenarnya, laba bersih bukan turun tapi stabil. Ini karena portofolio mikro turun," katanya, Rabu (25/7).

Bank berkode saham BDMN di Bursa Efek Indonesia ini mencatat penurunan portofolio mikro berkisar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun. Akibatnya, total penyaluran mikro hanya Rp 4,5 triliun di semester I-2018, atau lebih rendah dari pencapaian Rp 7 triliun-Rp 8 triliun di tahun lalu.

Sedangkan, Bank Panin masih mencatat peningkatan penyaluran kredit di tengah perlambatan laba. Aliran kredit tumbuh 6,52% menjadi Rp 147 triliun. Mayoritas kredit atau sebesar 58,7% mengalir ke kredit sektor ritel dan komersial.

Masih untung

Sementara Bank OCBC NISP mencatat pertumbuhan laba 18% menjadi Rp 1,3 triliun di semester I-2018. Angka ini melambat dibandingkan periode sama tahun lalu, yang tumbuh 24%

Pendorong peningkatan laba adalah peningkatan kredit sebesar 16% dan penurunan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) 61% menjadi Rp 212 miliar. Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengatakan, pihaknya senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola usaha dan menyalurkan kredit, disertai pengelolaan risiko yang terukur dan implementasi tata kelola usaha (GCG).

"Pada semester II, OCBC NISP fokus menumbuhkan segmen ritel dan menjaga kualitas aset," ucapnya. Kualitas kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terjaga baik. Terbukti, NPL gross 1,8% dan NPL net 0,7% di semester I-2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×