Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan atau multifinance tengah menghadapi tantangan daya beli di segmen pembiayaan syariah.
Menilik data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), piutang pembiayaan syariah memang masih mencetak pertumbuhan sebesar 9,32% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 29,46 triliun per Juli 2025.
Jumlah terebut lebih tinggi dari total outstanding pembiayaan leasing yang hanya naik 1,79%. Namun, bukan berarti bisnis pembiayaan syariah bebas dari tantangan.
Ambil contoh, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang mencatatkan penyaluran pembiayaan baru berbasis syariah sebesar Rp 2,15 triliun hingga kuartal III-2025.
Baca Juga: Piutang Pembiayaan Multifinance Mencapai Rp 505,59 Triliun per Agustus 2025
Angka tersebut mengalami penurunan sekitar 15% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp 2,51 triliun.
Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman menyampaikan, penurunan tersebut disebabkan oleh kondisi makroekonomi yang tidak stabil serta lesunya daya beli masyarakat, sehingga turut berdampak ke produk tersebut.
"Kami masih melihat potensi untuk dapat dimaksimalkan. Karena segmen market Indonesia didominasi oleh umat Islam sehingga kami bisa menjangkau lebih banyak nasabah yang membutuhkan pembiayaan berbasis syariah," kata Ristiawan kepada Kontan, Selasa (7/10/2025).
Ke depannya, Ristiawan bilang pihaknya berupaya untuk menggenjot penetrasi pembiayaan syariah dengan memperkuat jaringan, memperluas segmen pasar, dan menghadirkan produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen muslim.
Sementara itu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatatkan penyaluran pembiayaan baru syariah sebesar Rp 6 triliun hingga September 2025.
Angka tersebut nyaris stagnan jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 5,9 triliun.
Baca Juga: Multifinance Tetap Rajin Merilis Obligasi Meski Pasar Kredit Mengempis
Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani mengatakan, segmen otomotif masih menjadi pendorong utama produk pembiayaan syariah perusahaan. Seperti diketahui, penjualan kendaraan di Tanah Air tampak masih melambat
“Sekitar 81% dari total pembiayaan syariah masih berasal dari segmen otomotif, sedangkan 19% sisanya berasal dari segmen non-otomotif,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (7/10/2025).
Adapun produk pembiayaan syariah berkontribusi sekitar 22% terhadap total pembiayaan baru yang disalurkan perusahaan sepanjang tahun berjalan.
Gani menyebut, perusahaan juga berupaya untuk memperluas pasar pembiayaan syariah melalui strategi pengembangan dan inovasi produk. Di antaranya, melakukan penguatan ekosistem komunitas syariah, perluasan jaringan, serta peningkatan penetrasi produk di segmen non-otomotif.
Selanjutnya: Purbaya Sebut Gelontoran Dana Rp 200 Triliun Turut Mengerek Pertumbuhan Uang Primer
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut Sehat dan Kuat, Cari Tahu Yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News