kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Perusaaan Asuransi Jiwa Genjot Premi dari Bancassurance


Kamis, 10 Februari 2022 / 19:51 WIB
Perusaaan Asuransi Jiwa Genjot Premi dari Bancassurance
ILUSTRASI. Perusaaan asuransi jiwa kian gencar meluncurkan produk baru melalui kanal bancassurance.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri asuransi jiwa mulai menanjak. Salah satunya disumbang saluran distribusi bank atau bancassurance yang menyumbang premi paling besar dari kanal lain. 

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), industri asuransi jiwa mencatatkan premi dari bancassurance senilai Rp 70,34 triliun atau meningkat 11,8% yoy pada kuartal III-2021. Kanal ini menyumbang porsi terbesar yakni 47,1% dari total premi industri. 

Pertumbuhan premi bancassurance sejalan dengan ramainya kerja sama antara perusahaan asuransi dengan bank untuk memasarkan produk proteksi ke nasabah. Yang terbaru, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) bekerja sama dengan PT Bank Permata Tbk (PermataBank) melalui jalur distribusi bancassurance dengan meluncurkan produk asuransi AVA iLife Protection.

Windawati Tjahjadi, Presiden Direktur Astra Life mengatakan, di awal tahun 2022 saat masyarakat sudah mulai beraktivitas kembali, menjadi momentum yang tepat bagi Astra Life dan PermataBank melalui jalur distribusi bancassurance dengan meluncurkan AVA iLife Protection.

Baca Juga: Tiga Bank Ini Catatkan Pertumbuhan Pendapatan dari Bisnis Bancassurance

AVA iLife Protection merupakan produk asuransi jiwa murni yang fleksibel dengan keunggulan nasabah bisa menyesuaikan kebutuhan perlindungan jiwa dengan perubahan gaya hidup dan tahapan kehidupan.

"AVA iLife Protection juga memberikan kemudahan perlindungan tanpa pemeriksaan medis dengan nilai pertanggungan hingga Rp 5 miliar”, ujar Windawati Rabu (9/2).

BNI Life juga optimistis bisnis bancassurance tahun ini akan bertumbuh dan memberikan kontribusi yang baik.

Eben Esser, Direktur Keuangan BNI Life menyebut, kontribusi kanal bancassurance memang lebih besar daripada kanal keagenan karena BNI Life melakukan sinergi dengan perusahaan induk yakni BNI untuk mengoptimalkan potensi market yang ada di BNI dalam memasarkan produk asuransi jiwa.

"Di tahun ini kami berencana akan meluncurkan 4 produk baru (produk tradisional & unit link) melalui kanal bancassurance," kata Eben.

Per Januari 2022, jalur bancassurance BNI Life memberikan kontribusi 44% dari total perolehan premi. Adapun total pendapatan premi BNI Life dari bancassurance di tahun 2021 mencapai Rp 3,2 triliun.

Eeben menyebut, premi dari bancassurance meningkat, salah satunya dikarenakan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki asuransi telah membaik. Selain itu, dukungan dari bank yang menjadi mitra bisnis dan penerapan marketing program yang baik membantu penjualan produk-produk bancassurance.

"Tahun 2022 ini kami menargetkan total pendapatan premi dari kanal bancassurance sebesar Rp 3,7 triliun," ujar Eben.

Hingga saat ini, untuk kanal bancassurance, BNI Life telah bekerjasama dengan BNI sebagai perusahaan induk dan juga Bank BJB.

Soal kasus unitlink yang akhir-akhir ini marak terjadi di kalangan nasabah, Eben mengaku, hal tersebut tidak berdampak kepada penjualan produk asuransi perusahaan terlebih kepada produk bancassurance. Terbukti pada bulan Januari 2022 total pendapatan premi bisnis baru (unit link dan tradisional) BNI Life meningkat 52,77% year on year.

Eben menjelaskan, hal yang harus ditekankan kepada nasabah dalam memasarkan  produk unitlink bahwa produk ini bukan produk investasi tetapi produk asuransi jiwa yang di dalamnya terdapat fitur untuk melakukan investasi dan investasi memiliki risiko yang dipengaruhi oleh kondisi pasar investasi, kondisi perekonomian dan lainnya.

"Satu hal lagi yang harus disampaikan bahwa produk ini memiliki karakteristik jangka panjang sehingga ketika nasabah ingin membeli produk unitlink perlu mengukur pola cash flow yang dimiliki sehingga tercapainya tujuan yang direncanakan," terang Eben.

Menurutnya, sejauh ini BNI Life masih menunggu aturan final dari regulator dan akan menyesuaikan proses penjualan produk PAYDI khususnya unit-link dengan aturan baru yang akan ditetapkan.

Baca Juga: OJK Larang Bank Jual Unitlink Perusahaan Asuransi Bermasalah, Ini Kata BNI



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×