Reporter: Annisa Fadila | Editor: Handoyo .
Lanjut ia, adapun porsi pendanaan Join Financing dengan Bank Mandiri ialah sebanyak 55% - 65%, sehingga pihaknya menilai pendanaan tersebut akan optimal dan mampu menjaga likuiditas perusahaan. Oleh karenanya, Armenda bilang pihaknya akan menggunakan pendanaan dari induk usaha secara optimal.
“Sampai akhir tahun, kami akan menjaga likuiditas dengan cara mengoptimalkan collection nasabah eksisting dan pengeluaran biaya yang terkendali,” ujarnya.
Hal senada juga dilakukan oleh PT CIMB Niaga Finance (CNAF). Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih mencoba untuk menjalankan operasional dari induk usaha.
Pasalnya, anak usaha CIMB Niaga ini menggunakan fasilitas pendanaan eksekuting dari bank-bak lokal maupun swasta di Indonesia, serta Join Financing dengan induk usaha. Ristiawan bilang, Join Financing dengan induk usaha mencapai 35%, serta sebanyak 7 bank lokal dan swasta telah bekerjasma dengan perusahaan untuk produk pendanaan eksekuting.
Baca Juga: IHSG tertekan, dana kelolaan wealth management Commonwealth masih tumbuh 10%
“Saat ini kami masih mencoba untuk menjalankan operasional dengan mengajukan bantuan dari induk usaha. Sebab, sampai saat ini kita masih belum tahu produk apa saja yang akan ditawarkan Bank Jangkar. Namun perlu ditegaskan, efisiensi business process secara menyeluruh berbasis digitalisasi dan automasi merupakan langkah yang diambil oleh CNAF untuk menekan biaya operasional, dimana dampaknya terhadap ketahanan posisi likuiditas perusahaan yang saat ini kondisinya masih sehat,” ujar Ristiawan.
Ia menyebutkan, kerjasama dengan bank lokal maupun swasta sampai saat ini dinilai masih memberikan dampak positif untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan.