kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Perusahaan multifinance mulai menakar peluang kredit mobil listrik


Senin, 08 Juli 2019 / 16:36 WIB
Perusahaan multifinance mulai menakar peluang kredit mobil listrik


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah produsen otomotif dari China, Jepang dan Korea Selatan, siap membangun basis produksinya di Tanah Air, termasuk mobil listrik. Pelaku bisnis multifinance pun mulai menakar peluang kredit mobil listrik ini. 

Seperti diketahui, sejumlah principal otomotif macam Toyota Motor Corp dan Hyundai Motor Company akan membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Selain memenuhi pasar otomotif lokal, mereka akan mengekspor produksi dari Indonesia.

Walaupun pasarnya masih kecil, namun potensi penjualan mobil listrik sejalan dengan program ramah lingkungan di banyak negara termasuk Indonesia. PT Mandiri Utama Finance (MUF) menyebut masih akan mempelajari terlebih dahulu peluang dari mobil listrik ini. Presiden Direktur PT Mandiri Utama Finance Stanley Setia Atmadja menyatakan akan memperhitungkan seberapa besar pasar dari mobil listrik.

"Biasanya untuk produk baru seerti itu (mobil listrik), kami akan mempelajari dulu bagaimana besarnya pasar. Bagaimana kontinuitas dari produk. Paling penting adalah bagaimana nilai second hand terbentuk setelah mobil tersebut di pasarkan," ujar Stanley kepada Kontan.co.id pada Senin (8/7).

Tak heran, anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini tak hanya memberikan pembiayaan untuk mobil baru saja, juga memberikan pembiayaan terhadap mobil bekas. Selama ini, Stanley menyebut pihaknya selektif menyalurkan pembiayaan terhadap mobil bekas. MUF menerapkan loan to value (LTV) sebesar 70% hingga 80%.

Hingga April 2019 pembiayaan mobil bekas sebanyak 2,919 unit. Turun 5,8% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak 3.099 unit. Adapun nilai pembiayaan turun 12% yoy dari Rp 365,31 miliar menjadi Rp 321,57 miliar. Sedangkan porsi pembiayaan mobil bekas terhadap total portofolio stabil di angka 13,9%.

Stanley menyatakan penurunan kinerja pembiayaan lantaran MUF fokus dalam memperbaiki kualitas pembiayaan. Hal ini tercermin pada rasio pembiayaan atau non performing financing (NPF) yang membaik. Pada April 2019, NPF mobil bekas stabil di bawah 1%.

MUF sendiri menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan tumbuh 9,45% yoy menjadi sebesar Rp 8,13 triliun hingga akhir 2019. Selain itu, MUF juga akan terus menjaga NPF di level 0,8% di penghujung tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×