kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.280   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Pinjaman Bilateral Tambah Cadangan Devisa


Senin, 22 Desember 2008 / 08:35 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Cadangan devisa di akhir tahun kembali menumpuk. Gubernur Bank Indonesia Boediono menyatakan, pinjaman bilateral untuk Indonesia bakal cair di bulan ini. Pinjaman itu masing-masing berasal dari Bank Dunia dan Prancis.

Sedangkan pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB), perkiraan Boediono, akan masuk bulan ini juga. "Saya lupa angka pasti tiap pinjaman. Tapi sampai akhir bulan, ada pinjaman senilai US$ 2,1 miliar-US$ 2,2 miliar yang akan masuk secara bertahap," kata Boediono.

Per akhir November, cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 50,18 miliar. Nilai itu lebih rendah dibandingkan cadangan devisa per akhir Agustus, yang mencapai US$ 58,35 miliar.

Boediono pernah mengatakan, bahwa pemerintah sedang mencari pinjaman luar negeri berbunga rendah untuk memperkuat cadangan devisa. Cadangan devisa itu akan dipakai oleh bank sentral untuk berbagai operasi moneter dan menjaga kurs rupiah. Boediono memprediksi, sektor usaha tak banyak memancing devisa di awal tahun depan. Kegiatan ekspor tak banyak menghasilkan dolar karena pasar dunia lesu.

Sementara devisa yang masuk ke Indonesia dalam rangka investasi tak banyak karena pemodal asing pasti menunggu kegiatan pemilihan umum selesai. "Seperti apa yang terjadi di tahun 2004. Begitu pemilu berjalan dengan baik, baru dana asing akan berlimpah mengalir masuk ke dalam negeri," kata Boediono. Dalam perhitungan gubernur, dana asing baru mengalir deras paling lambat akhir semester pertama.

Yang penting bagi bank sentral, kata Boediono, adalah mencermati kondisi likuiditas di pasar global maupun lokal. Boediono mengingatkan, tahun depan akan ekonomi dunia akan kembali berjalan lambat.

Supaya kelesuan ekonomi ini tak memiliki imbas negatif yang panjang, Boediono berharap BI dan pemerintah berkoordinasi dalam pemberian stimulus. "Pemerintah bisa membantu di sektor fiskal," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×