kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.193   52,26   0,73%
  • KOMPAS100 1.105   10,19   0,93%
  • LQ45 877   10,63   1,23%
  • ISSI 221   0,76   0,35%
  • IDX30 448   5,44   1,23%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 134   0,28   0,21%
  • IDXQ30 149   1,42   0,96%

Pinjaman fintech melejit di tengah pandemi, ini kata AFPI


Kamis, 13 Agustus 2020 / 17:39 WIB
Pinjaman fintech melejit di tengah pandemi, ini kata AFPI
ILUSTRASI. Ilustrasi financial technology (fintech). KONTAN/Baihaki/15/12/2016


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending mencapai Rp 113,46 triliun hingga Juni 2020. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dirilis pada Rabu (12/8), nilai itu tumbuh 153,23% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan terdapat dua faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan di tengah pandemi. Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan AFPI Tumbur Pardede bilang jumlah penyelenggara terdaftar di OJK tiap tahun bertambah.  Kedua, masyarakat semakin banyak yang mengenal dan memanfaatkan fintech P2P lending.

Baca Juga: Melejit di tengah pandemi, pinjol salurkan pinjaman Rp 113,46 triliun hingga Juni

“Hampir semua sektor industri terdampak akan pandemi Covid-19. Termasuk fintech P2PL juga terdampak cukup signifikan akan pandemi, khususnya sejak bulan Maret 2020 sampai Juni 2020. Namun, secara akumulatif dibandingkan secara year on year jelas bertambah,” ujar Tumbur kepada Kontan.co.id pada Kamis (13/8).

Memang pinjaman fintech P2P lending hingga paruh pertama 2020 itu disalurkan oleh 158 pemain terdaftar, dimana sebanyak 33 entitas telah mendapatkan izin. Sedangkan pinjaman yang disalurkan pada semester 1-2019 hanya 113 entitas terdaftar dengan hanya tuju pemain yang mengantongi izin.

Sayangnya, Tumbur mengaku asosiasi belum menerima data terbaru hingga Juni 2020. Sehingga Ia belum bisa merinci segmen pinjaman apa saja yang mengalami pertumbuhan.

Kendati demikian, catatan AFPI hingga Mei 2020, selama masa wabah Covid-19 ini secara umum penurunan terjadi hampir pada sebagian besar platform penyelenggara fintech P2P lending. Namun, ada beberapa sektor yang terjadi peningkatan penyaluran pembiayaan khususnya di sektor produktif.

Baca Juga: Bank syariah BUMN hasil merger harus langsung dimiliki negara

Pinjaman yang masih bertumbuh pada sub-sektor kesehatan seperti UMKM farmasi dan alat pendukung kesehatan. Begitu juga sub-sektor yang terkait distribusi pangan, produk agrikultur, makanan kemasan.

Sub-sektor telekomunikasi dan online ecosystem yang menjadi layanan juga semakin banyak digunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari dan berpotensi untuk berkembang terus seiring pergeseran perilaku konsumsi masyarakat.

PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia misalnya telah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 354 miliar sepanjang paruh pertama 2020. Nilai itu tumbuh 6% dibandingkan periode sama tahun 2019.

CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, pinjaman usaha tersebut disalurkan kepada lebih dari 2.100 pinjaman dan sebagian besar pertumbuhan ditopang oleh performa di sepanjang kuartal pertama 2020 yang mengalami kenaikan sebesar 28% dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya.

Baca Juga: ShopeePay mulai bidik transaksi pembayaran digital di Lion Parcel

Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan era new normal turut berdampak terhadap peningkatan penyaluran pinjaman usaha Akseleran di bulan Juni yang naik 13% dibandingkan Juni 2019.

Menurutnya, pertumbuhan yang terjadi di semester pertama tersebut juga sejalan dengan kualitas aset Akseleran yang tetap terjaga stabil. Tercatat, di sepanjang semester pertama ini, Ivan mengungkapkan, rata-rata kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Akseleran masih di bawah 0,7% dari total penyaluran pinjaman usaha secara keseluruhan.

“Upaya kami dalam memitigasi risiko kredit macet khususnya di masa pandemi Covid19 sangatlah penting seperti meningkatkan credit underwritting standard dan lebih memilih pinjaman beragunan invoice financing dibandingkan pre-invoice financing (pembiayaan purchase order) agar risiko kredit lebih kecil. Di sisi lain, Akseleran juga telah menyalurkan pinjaman usaha kepada salah satu UKM untuk proyek bantuan sosial Covid19 dan ada lebih dari 340 ribu kepala keluarga yang terbantu,” ujar Ivan.

Secara kumulatif, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp1,26 triliun lebih dengan sektor UKM yang paling banyak meminjam berasal dari engineering/construction sebanyak 25%. Juga mining, oil and gas, dan selebihnya terbagi cukup merata di berbagai sektor lainnya.

Baca Juga: Gadai Murni Artha kantongi izin usaha dari OJK

Sedangkan, untuk sepuluh provinsi terbesar Akseleran dalam penyaluran pinjaman usaha, secara berurutan ada di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Riau, Sulawesi Tenggara, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×