CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.674   66,00   0,42%
  • IDX 7.321   77,57   1,07%
  • KOMPAS100 1.127   9,82   0,88%
  • LQ45 891   3,90   0,44%
  • ISSI 223   2,60   1,18%
  • IDX30 458   1,30   0,29%
  • IDXHIDIV20 554   0,12   0,02%
  • IDX80 129   0,77   0,60%
  • IDXV30 139   -0,20   -0,14%
  • IDXQ30 153   0,22   0,14%

Piutang Pembiayaan CNAF Melampaui Pertumbuhan Rata-Rata Industri Multifinance


Jumat, 08 November 2024 / 08:15 WIB
Piutang Pembiayaan CNAF Melampaui Pertumbuhan Rata-Rata Industri Multifinance
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan di kantor CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (2/7/2024). (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyampaikan pertumbuhan piutang pembiayaan perusahaan melampaui pertumbuhan rata-rata industri multifinance. Adapun piutang pembiayaan perusahaan multifinance sebesar Rp 501,78 triliun per September 2024, atau tumbuh 9,39% secara Year on Year (YoY).

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan posisi piutang pembiayaan CNAF mencapai Rp 10,57 triliun sampai September 2024.

"Nilai itu tumbuh 40%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,54 triliun," ucapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance bisa mencapai 10%-12% pada akhir 2024. Untuk mencapai target tersebut, OJK mendorong perusahaan multifinance meningkatkan piutang pembiayaan yang lebih besar beberapa bulan ke depan. 

Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Listrik Catat Tren Positif hingga September 2024

Mengenai hal itu, Ristiawan optimistis pertumbuhan piutang pembiayaan CNAF akan terus tumbuh sampai akhir 2024 atau mencapai target yang ditentukan OJK. Meskipun demikian, dia tak memungkiri saat ini masih terdapat tantangan di industri multifinance ataupun industri keuangan, yaitu terjadinya penurunan daya beli masyarakat yang berdampak terhadap penyaluran pembiayaan. 

Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Ristiawan menerangkan CNAF akan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, serta menjaga kesehatan portofolio perusahaan seiring dengan pertumbuhan piutang pembiayaan.

"CNAF terus mengedepankan metode risk based pricing atau penetapan suku bunga yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah. Dengan demikian, angka Non Performing Financing (NPF) dapat terjaga dengan baik," kata Ristiawan.

Ristiawan mengatakan per September 2024, NPF CNAF tercatat berada di level 1,15%. Nilai itu membaik, jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,26%.

Selanjutnya: Inilah Negara yang Bakal Diuntungkan dari Perang Dagang AS-Tiongkok

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian 8 November Kompak Turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×