Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan daya beli masyarakat ekonomi kelas menengah di Indonesia tengah menjadi sorotan. Meskipun demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut hal itu tak berdampak signifikan terhadap industri perusahaan pembiayaan (multifinance) dan fintech peer to peer (P2P) lending.
"Tren pertumbuhan pembiayaan yang tetap terjaga memberikan sinyal bahwa industri multifinance dan fintech P2P lending memiliki kemampuan dalam memitigasi risiko penurunan daya beli masyarakat," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Sabtu (7/9).
Secara rinci, Agusman menuturkan data pertumbuhan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan pada Juli 2024 kembali tumbuh sebesar 10,53% Year on Year (YoY) menjadi Rp 494,10 triliun. Adapun pada Juni 2024 tumbuh sebesar 10,72% YoY.
Baca Juga: Bank Nobu Telah Blokir 4.000 Rekening Terindikasi Judi Online
Pada industri fintech P2P lending, Agusman mengatakan outstanding pembiayaan pada Juli 2024 terus meningkat menjadi 23,97% YoY menjadi sebesar Rp 69,39 triliun. Adapun posisi pada Juni 2024 sebesar 26,73% YoY.
Dengan demikian, Agusman memperkirakan pembiayaan oleh multifinance dan fintech P2P lending dapat melanjutkan pertumbuhan ke depannya.
Selanjutnya: Garuda (GIAA) Akan Inbreng Aset Ke GMFI
Menarik Dibaca: Begini Cara Beli Tiket Kereta Bandara Jakarta dari Aplikasi Access by KAI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News