kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PNM sudah salurkan pembiayaan Rp 11,3 triliun sampai bulan Juli 2019


Selasa, 30 Juli 2019 / 20:24 WIB
PNM sudah salurkan pembiayaan Rp 11,3 triliun sampai bulan Juli 2019


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan  PT Permodalan Nasional Madani (PNM) semakin menanjak.  Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyebut per Selasa (30/7) PNM sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 11,3 triliun. 

"Pembiayaan  program PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) sebesar Rp 9,2 triliun. Sedangkan pembiayaan program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) senilai Rp 2,1 triliun," kepada Kontan.co.id pada Rabu (30/7).

Baca Juga: Dorong pembiayaan, PNM bakal terbitkan surat utang sebesar Rp 4 triliun Oktober nanti

Melihat kinerja ini, Arief optimis dapat mencapai target pembiayaan sebesar Rp 14 triliun hingga akhir tahun. Guna mencapai target tersebut PMN terus memperluas jaringan kantor. PNM merencanakan memperluas kantor cabang sebanyak 300 hingga 350 unit kantor cabang.

“Hingga Juni 2019, total pembiayaan sebesar Rp 9,37 triliun. Nilai ini tumbuh 89,8% year on year (yoy) dari realisasi pembiayaan Juni 2018 sebesar Rp 4,93 triliun," tambah Arief.

Arief menyebut pendorong kinerja pada paruh pertama 2019 lantaran semakin meluasnya jaringan yang dimiliki perseroan. Sejak awal tahun hingga Juni 2019, PNM sudah menambah kantor cabang lebih dari 200 unit.

Baca Juga: OJK nilai situasi pasar keuangan domestik makin kondusif

Lewat perluasan jaringan ini, Arief menyebut telah menyalurkan pembiayaan Mekaar per Juni tumbuh 121,2% yoy menjadi Rp 7,48 triliun. Sedangkan pembiayaan ULaMM tumbuh 21,4% yoy menjadi Rp 1,88 triliun di enam bulan pertama 2019.

Kendati pembiayaan menanjak, Arief mengaku mampu menahan rasio pembiayaan bermasalah. Hal ini tecermin dari rasio pembiayaan bermasalah (NPF) per Juni 2019 di level 1,67%. Nilai ini membaik dibandingkan Juni 2018 di posisi 2,26%.

Guna memacu pembiayaan, PNM berencana menerbitkan surat utang. Arief bilang perseroan akan merealisasikan rencana ini pada Oktober  2019 mendatang.

Baca Juga: OJK menyebut pembiayaan multiguna meningkat karena relaksasi aturan

"Inshallah Oktober nanti kita coba terbitkan sukuk sekitar Rp 2 triliun. Akhir Oktober atau November nanti kita coba terbitkan obligasi antara Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun," jelas Arief. 

Arief bilang pendanaan ini akan digunakan untuk mengejar target pembiayaan hingga akhir tahun. PNM menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 14 triliun hingga akhir tahun.

"Pendanaan ini untuk pembiayaan sampai akhir tahun plus mendorong pembiayaan tahun depan. Kan cashflow harus dijaga," tambah Arief.

Baca Juga: Pembiayaan naik tinggi, CAR BNI Syariah menyusut di semester I 2019

Asal tahu saja, pada  Akhir Mei lalu PNM telah menerbitkan obligasi bernilai Rp 2 triliun.

Obligasi ini terbagi dalam dua seri. Pertama, Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap I Tahun 2019 Seri A senilai Rp 1.401 miliar. Yang kedua, Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap I Tahun 2019 Seri B sebesar Rp 599 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×