Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menyalurkan pinjaman Rp 1,94 triliun per Februari 2019. Angka ini mencapai 12,7% dari target penyaluran pinjaman tahun ini yang sebesar Rp 15,3 triliun.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, penyaluran tersebut terdiri dari pinjaman ke PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) sebesar Rp 1,34 triliun dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) sebesar Rp 599 miliar. Dua program tersebut menjadi program unggulan perusahaan ini.
Menurut Arief, penyaluran ini hampir merata ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia. "Tapi memang kalau dari porsi di Pulau Jawa lebih tinggi," kata dia saat dihunungi Kontan.co.id, Jumat (8/3).
Di samping itu, PNM menargetkan, total nasabah gabungan kedua program itu bisa mencapai 4,75 juta nasabah pada tahun ini. Per 2018, nasabah ULaMM mencapai hampir 70.000 dan PNM Mekaar mencapai hampir 4,05 juta.
Menurut Arief, kenaikan jumlah nasabah pada tahun ini tidak terlalu ekspansif seperti pada 2018. Alasannya, PNM ingin fokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas nasabah yang sudah ada. Peningkatan kapasitas dan kualitas ini diimplementasikan melalui Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) yang berbentuk pelatihan dan pendampingan.
Tahun ini, PNM bakal memfokuskan pelatihannya supaya nasabahnya dapat membangun brand produk. Menurut Arief, branding dapat meningkatkan nilai jual dan memperluas pemasaran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi binaan perusahaan.
PNM juga akan mendampingi UMKM binaannya untuk mendapatkan berbagai sertifikasi, seperti lisensi Pangan Industri Rumah tangga (PIRT), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Di samping itu, untuk mencapai target pembiayaan tahun ini, PNM akan meningkatkan produktifitas karyawan-karyawannya dan meningkatkan layanan yang berorientasi pada kebutuhan dan kearifan lokal nasabah. PNM juga akan meningkatkan efektifitas dengan terus berinovasi dalam pemanfaatan teknologi.
Buktinya, pada awal Februari PNM telah menguji coba aplikasi digital bagi para pendamping nasabahnya yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Melalui aplikasi ini, para pendamping nasabah dapat menginformasikan perkembangan dan potensi para UMKM yang mendapat pinjaman dari PNM.
"Melalui aplikasi ini, PNM bakal memiliki basis data yang dapat digunakan untuk memetakan potensi, kebutuhan, jenis usaha, dan perkembangan industri di daerah-daerah," kata dia.
Sebagai informasi, saat ini, PNM memiliki 2.457 kantor layanan, yang terdiri dari 63 kantor cabang PNM, 624 kantor layanan ULaMM dan 1.770 kantor cabang Mekaar dengan jumlah karyawan hampir 30.000 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News