Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan premi industri asuransi kendaraan bermotor hanya tumbuh 2% secara year on year (YoY) pada semester I-2024, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). Pertumbuhan tersebut jauh melambat jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang tumbuh sebesar 12,4% secara YoY.
Melambatnya premi asuransi kendaraan bermotor ini terjadi seiring dengan lesunya pasar otomotif di Indonesia. Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto mengatakan, memang benar bahwa pertumbuhan ini tidak sebesar dari pangsa pasar sebelumnya.
AAUI mencatat premi asuransi kendaraan bermotor tercatat dengan nilai Rp 10 triliun pada semester I-2024. Sementara total pendapatan premi industri asuransi umum senilai Rp 57,9 triliun. Nilai itu meningkat sebesar 18,4% secara YoY.
Baca Juga: Premi Asuransi Kendaraan Simas Insurtech Turun 10% Per September 2024
"Namun, asuransi kendaraan bermotor ini relatif masih dapat dikatakan stabil dalam perolehan preminya," kata Bern kepada Kontan, Senin (7/10).
Mengenai hal ini, perusahaan asuransi PT Asuransi Simas Insurtech menyampaikan adanya penurunan premi asuransi kendaraan sebesar 10% secara YoY per September 2024 menjadi senilai Rp 101 miliar.
Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana menjelaskan, akan mengejar target perolehan premi asuransi kendaraan yakni dengan melakukan kerja sama dengan broker-broker asuransi yang terus berlanjut.
"Selain itu juga didorong penjualan secara direct melalui web, aplikasi, dan penjualan melalui telemarketing Simas Insurtech, dengan besaran 85% dari broker dan 15% dari penjualan direct Simas Insurtech," kata Teguh kepada Kontan, Senin (7/10).
Adapun Simas Insurtech menargetkan premi asuransi kendaraan bisa mencapai Rp 120 miliar hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Asuransi Umum Menilai Konflik Timur Tengah Berefek ke Kinerja Asuransi Marine Cargo
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan itu, perusahaan akan terus mempertahankan kerja sama dengan broker ataupun affinity, kemudian meningkatkan strategi dengan pemanfaatan teknologi dan kemudahan penjualan yang bisa diakses langsung oleh Nasabah melalui aplikasi dan website Simas Insurtech.
"Ke depannya pemanfaatan teknologi ini juga terus dikembangkan dengan memanfaatkan kecanggihan IA dalam penutupan polis asuransi dan analisa klaim," ujarnya.
Sementara itu, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) mencatat premi asuransi kendaraan bermotor senilai Rp 368,5 miliar hingga September 2024.
Wakil Presiden Direktur PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Nico Prawiro mengakui adanya penurunan premi tersebut sebanyak single digit. Adapun lini bisnis asuransi kendaraan bermotor menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap total pendapatan premi.
"Produk asuransi kendaraan bermotor memberikan kontribusi 30%. Sementara produk asuransi properti mendominasi sebesar 60%. Sisanya dari produk lain seperti asuransi rekayasa dan asuransi pengangkutan," ujarnya kepada Kontan, Senin (7/10).
Baca Juga: Pasar Tersendat, Bisnis Asuransi Kendaraan Melambat
Kendati demikian, ACPI optimistis bisa mencapai pertumbuhan premi asuransi kendaraan bermotor hingga akhir tahun ini. ACPI menargetkan total premi sampai akhir tahun 2024 bisa mencapai sebesar Rp 1650 triliun, target ini naik 10% jika dibandingkan dengan target tahun 2023.
Strategi yang diterapkan oleh ACPI di antaranya meningkatkan porsi produk kendaraan bermotor. Hal ini dilakukan karena penjualan otomotif diprediksi akan terus meningkat. Asuransi mobil dari ACPI menawarkan berbagai pilihan perlindungan dari Asuransi Mobil yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, seperti All Risk dan Total Loss Only (TLO).
"Kami juga terus meningkatkan kerja sama dengan perbankan, perusahaan pembiayaan, perusahaan penunjang usaha asuransi atau broker Asuransi, FinTech Company, melakukan inovasi komunikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi, dan Kerja sama pemasaran dengan pengembang FinTech," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News