Reporter: Aulia Ivanka Rahmana, Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) mengakui bahwa tantangan ekonomi makro, seperti penurunan daya beli dan suku bunga tinggi, masih mempengaruhi industri asuransi umum.
Wakil Presiden Direktur ACPI, Nico Prawiro, menjelaskan bahwa penurunan daya beli masyarakat berdampak pada permintaan pembiayaan barang konsumtif, seperti kendaraan, yang berimbas pada pendapatan premi asuransi umum.
"Pendapatan premi di sektor asuransi umum masih sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi nasional. Meski demikian, kami tetap optimistis akan ada pertumbuhan positif," kata Nico.
Baca Juga: OJK Catat Klaim Kesehatan di Asuransi Jiwa dan Umum Meningkat Per Juli 2024
Pada Juli 2024, premi bruto ACPI tercatat meningkat menjadi Rp 1 triliun, naik dari Rp 963 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. ACPI menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 1,65 triliun hingga akhir tahun 2024, meningkat 10% dari target tahun 2023.
Nico juga menyebutkan bahwa ACPI telah menyiapkan berbagai upaya untuk terus memberikan layanan terbaik, termasuk memposisikan perusahaan sebagai konsultan yang memberikan nilai tambah bagi nasabah dan rekanan.
"Dengan layanan yang baik, kami berharap dapat meningkatkan kepercayaan nasabah dan memberikan nilai tambah jangka panjang," tuturnya.
Selain itu, ACPI juga melakukan penyesuaian harga dan mencari peluang pasar baru yang potensial bagi bisnis asuransi.
Perusahaan terus melakukan diversifikasi produk dan memperbaiki portofolio bisnis untuk menghadapi tantangan di masa depan, dengan harapan industri asuransi dapat kembali ke kondisi yang lebih baik dan prudent.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News