kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Premi Asuransi Umum di Indonesia Tumbuh Pesat, Tantangan Ekonomi Tetap Menghantui


Selasa, 17 September 2024 / 07:05 WIB
Premi Asuransi Umum di Indonesia Tumbuh Pesat, Tantangan Ekonomi Tetap Menghantui
ILUSTRASI. Ilustrasi mengenali ciri dan kriteria asuransi jiwa terbaik.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana, Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Premi asuransi umum di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan asuransi jiwa.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa hingga Juli 2024, pendapatan premi asuransi umum dan reasuransi naik 14,28% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 88,77 triliun.

Peningkatan ini terlihat pada sejumlah perusahaan asuransi umum, termasuk PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance), yang mencatat kinerja positif hingga Juli 2024.

Premi bruto Tugu Insurance meningkat secara signifikan, sebesar 82% dibandingkan dengan Juli 2023.

Baca Juga: AAJI Sebut Spin Off Unit Usaha Syariah Buat Persaingan Industri Lebih Kompetitif

Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat menjelaskan bahwa beberapa faktor eksternal dan internal berkontribusi pada peningkatan ini.

"Pertumbuhan industri asuransi umum yang terus berlanjut, serta perekonomian Indonesia yang semakin membaik, menjadi faktor eksternal yang mendukung kinerja kami," ungkap Tatang.

Sementara itu, dari sisi internal, Tatang menambahkan bahwa kinerja positif perusahaan didukung oleh pertumbuhan di beberapa lini bisnis. Lini bisnis asuransi kebakaran menjadi kontributor terbesar bagi perolehan premi bruto perusahaan.

"Pada Juli 2024, segmen ini berhasil tumbuh 157% secara tahunan, bahkan melampaui target yang telah ditetapkan oleh perusahaan," jelas Tatang.

Tatang juga menekankan bahwa Tugu Insurance menerapkan berbagai strategi untuk mempertahankan kinerja positif, di antaranya pengelolaan risiko yang tepat serta optimalisasi captive business dan penetrasi ke non-captive business.

Perusahaan juga terus mencari sumber pertumbuhan baru dengan memperluas pasar, baik di sektor BUMN maupun non-BUMN, serta di segmen ritel.

"Tugu Insurance berupaya membangun strategi pemasaran yang efektif dengan mengembangkan berbagai saluran distribusi baru guna memperluas jangkauan pasar," tambah Tatang.

Baca Juga: Premi Asuransi Umum Melaju Ungguli Asuransi Jiwa, Ini Sebabnya

Selain itu, perusahaan juga berupaya melakukan diversifikasi produk dan meningkatkan layanan digital untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

Selaras dengan hal tersebut, Allianz mencatat bahwa pendapatan premi asuransi umum di Indonesia hingga Juli 2024 meningkat 24,2% YoY, mencapai Rp 49,7 triliun.

Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Alexander Grenz, mengatakan bahwa peningkatan premi ini mencerminkan minat masyarakat yang terus bertumbuh terhadap asuransi.

Namun, pendapatan premi asuransi jiwa mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut.

"Pada tahun lalu, penurunan premi asuransi jiwa mencapai 7,4% YoY. Sementara untuk tahun ini, kami belum memiliki data keseluruhan," jelas Alexander.

Baca Juga: Premi Tunggal Asuransi Jiwa Terus Tertekan, AAJI Ungkap Penyebabnya

Meskipun demikian, total pendapatan premi asuransi jiwa per Juli 2024 masih lebih tinggi dibandingkan asuransi umum dan asuransi kesehatan, dengan total Rp 154,07 triliun.

Allianz berkomitmen untuk terus menyediakan perlindungan yang komprehensif, tidak hanya di asuransi jiwa dan umum, tetapi juga di asuransi kesehatan dan syariah.

"Kami berusaha melindungi masa depan lebih banyak orang dan membantu mereka mencapai keamanan finansial," tambah Alexander.

Sementara itu, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) mengakui bahwa tantangan ekonomi makro, seperti penurunan daya beli dan suku bunga tinggi, masih mempengaruhi industri asuransi umum.

Wakil Presiden Direktur ACPI, Nico Prawiro, menjelaskan bahwa penurunan daya beli masyarakat berdampak pada permintaan pembiayaan barang konsumtif, seperti kendaraan, yang berimbas pada pendapatan premi asuransi umum.

"Pendapatan premi di sektor asuransi umum masih sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi nasional. Meski demikian, kami tetap optimistis akan ada pertumbuhan positif," kata Nico.

Baca Juga: OJK Catat Klaim Kesehatan di Asuransi Jiwa dan Umum Meningkat Per Juli 2024

Pada Juli 2024, premi bruto ACPI tercatat meningkat menjadi Rp 1 triliun, naik dari Rp 963 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. ACPI menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 1,65 triliun hingga akhir tahun 2024, meningkat 10% dari target tahun 2023.

Nico juga menyebutkan bahwa ACPI telah menyiapkan berbagai upaya untuk terus memberikan layanan terbaik, termasuk memposisikan perusahaan sebagai konsultan yang memberikan nilai tambah bagi nasabah dan rekanan.

"Dengan layanan yang baik, kami berharap dapat meningkatkan kepercayaan nasabah dan memberikan nilai tambah jangka panjang," tuturnya.

Selain itu, ACPI juga melakukan penyesuaian harga dan mencari peluang pasar baru yang potensial bagi bisnis asuransi.

Perusahaan terus melakukan diversifikasi produk dan memperbaiki portofolio bisnis untuk menghadapi tantangan di masa depan, dengan harapan industri asuransi dapat kembali ke kondisi yang lebih baik dan prudent.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×