Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kendati dampak krisis belum mereda, perusahaan asuransi jiwa boleh sedikit berlega hati. Perolehan premi perusahaan-perusahaan asuransi jiwa tetap mengalami pertumbuhan.
PT Asuransi Cigna, ambil contoh, selama kuartal I 2009 lalu berhasil membukukan pendapatan premi hingga senilai Rp 210,23 miliar. Perolehan premi perusahaan asuransi yang bermarkas di Amerika Serikat ini tumbuh 28% dibanding periode yang sama 2009. Pada kuartal I 2008, Cigna hanya membukukan premi Rp 163,78 miliar.
Secara total, pendapatan Cigna selama kuartal I 2009 tumbuh 23%. Jika pada triwulan I 2008 pendapatan Cigna hanya Rp 171,70 miliar, kuartal I lalu Cigna berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 210, 44 miliar.
Presiden Direktur Cigna Christine Setyabudhi mengatakan, tahun ini Cigna optimis bisa mencapai target premi Rp 750 miliar. "Angka itu akan diperoleh dari perolehan premi baru," ujarnya.
Untuk menggenjot perolehan premi itu, Cigna akan semakin banyak menjalin kemitraan dengan perbankan lewat program bancassurance. Bahkan Cigna juga akan membidik pasar dengan masuk ke komunitas tertentu.
Kini Cigna telah menjalin kerjasama dengan 29 mitra. "Hampir 80% pemasaran Cigna melalui program telemarketing. Sisanya, lewat bancassurance," kata dia. Christine yakin, membaiknya perekonomian di Indonesia akan mendorong kemampuan masyarakat untuk memiliki asuransi. Makanya, Cigna akan semakin serius menggarap pasar ritel. "Sejak awal, kami berkomitmen untuk menggarap pasar ritel," ujar dia. Namun, bukan berarti pasar korporasi ditinggalkan.
Agar pasarnya terus mengembang, Cigna akan terus melakukan inovasi produk serta menguatkan jasa pelayanan terhadap konsumen.
Tentu saja upaya membutuhkan sumber daya manusia di bidang asuransi yang mumpuni. Itulah sebabnya, "Dalam pengembangan SDM, kami mencadangkan dana 12% dari total biaya operasional perusahaan," jelas Christine.
Sampai saat ini, total pemegang polis asuransi Cigna sebanyak 1,5 juta orang. Adapun kemampuan perusahaan menanggung risiko klaim atau biasa disebut Risk Based Capital (RBC) perusahaan ini mencapai 269%, jauh di atas ketentuan Pemerintah yakni 120%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News