kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Prima Rintis Sejahtera gandeng 14 bank masuk GPN


Selasa, 15 Januari 2019 / 15:42 WIB
Prima Rintis Sejahtera gandeng 14 bank masuk GPN


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prima Rintis Sejahtera (ATM Prima) sebagai pengelola layanan switching Prima menjalin kerja sama dengan 14 bank untuk model bisnis Jaringan ATM dan debit Prima. Lewat kerja sama ini, 14 bank tergabung dalam inisiatif Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang telah dicanangkan oleh Bank Indonesia.

Adapun 14 tersebut adalah Citibank, Bank Capital, Bank Harda, Bank Kalteng, Bank Maluku Malut, Bank Prima Master, Bank Mestika, Bank Sumut, Bank Ina Perdana, Bank Index, Bank of China, QNB Indonesia, Bank Panin Dubai Syariah, dan BPD Bali.

"Sekarang, termasuk kerja sama ini sudah ada 79 bank yang tergabung, tahun ini akan ada tiga bank lagi pada Maret. Kerja sama ini juga termasuk GPN sehingga mereka punya kesempatan lebih luas memanfaatkan prasarana yang ada. Pelayanan mereka makin meluas dan efisien," ujar Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera Iwan Setiawan di Jakarta, Selasa (15/1).

Iwan mengaku dengan adanya GPN transaksi debit secara nasional meningkat 40% hingga 50%. Meski mengaku lewat GPN perbankan dapat melakukan efisiensi, Iwan tidak merinci berapa besar efisiensi yang bisa dilakukan perbankan.

Senada dengan Iwan, Founder Jaringan PRIMA Jahja Setiaatmadja menyatakan kerja sama ini dan terhubunganya ke-14 bank dengan PRIMA akan menghemat 14 bank kecil ini dalam membangun jaringan. Apalagi bank Indonesia juga menyaratkan agar dalam mengikuti GPN, bank harus bekerja sama dengan switching sehingga kerja sama ini lebih memudahkan bank kecil.

"Kalau mereka bikin platform sendiri kan mahal, Kalau platform kan harus punya merchant, merchant bagi bank kecil biayanya berapa? Kalau (kerja sama) ini kan sudah tersedia langsung, jadi ini bisa dipakai," jelas Jahja yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk.

Memang, lewat kerja sama ini, nasabah dari 14 Bank akan bisa melakukan transaksi di lebih dari 120.000 ATM Jaringan PRIMA dan berbelanja di lebih dari 1,2 juta mesin EDC melalui layanan Jaringan PRIMA Debit yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebaliknya, nasabah Bank yang telah bermitra dengan Jaringan PRIMA akan dapat memanfaatkan Jaringan ATM dan EDC para Mitra Bank baru.

Lanjut Iwan dalam rangka menyukseskan Gerbang Pembayaran Nasional, Jaringan PRIMA juga ikut terlibat aktif mengembangkan berbagai inovasi produk pembayaran, baik yang berbentuk kartu maupun digital untuk terus meningkatkan layanan Jaringan PRIMA. Dengan kerja sama ini nasabah 14 Mitra Bank akan dapat melakukan transaksi di seluruh ATM dan mesin EDC Jaringan PRIMA.

"Tahun ini, Prima akan fokus dalam mempersiapkan sistem digitalisasi terkait perkembangan terkini termasuk QR Code. Saat ini juga sudah menggunakan PRIMA di transaksi online," jelas Iwan.

Bank sentral memproyeksikan terdapat 20 juta kartu berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) terdistribusi sepanjang 2018.

Kepala Departemen Elektronifikasi dan GPN Pungky Wibowo menyatakan, penerbitan kartu berlogo GPN dimulai sejak akhir Maret 2018.

Lanjut Pungky hingga November 2018 sudah ada 17,6 juta kartu GPN yang terdistribusi. Sedangkan hingga November 2018 sudah ada 28,5 juta kartu berlogo GPN tercetak.

Setelah implementasi GPN, volume dan nominal transaksi interkoneksi debit domestik meningkat secara signifikan dari semula hanya 1,4 juta transaksi dengan nominal Rp 461 miliar selama bulan Desember 2017. Menjadi 9,9 juta transaksi dengan nominal Rp 4,9 triliun pada bulan November 2018,"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×