kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program KPR 35 Tahun, Meski Didukung Namun Tak Ada Urgensi


Rabu, 14 Februari 2024 / 18:26 WIB
Program KPR 35 Tahun, Meski Didukung Namun Tak Ada Urgensi
ILUSTRASI. Tak ada urgensi program KPR 35 tahun. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana untuk memperpanjang tenor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi 35 tahun memang tengah dibahas oleh pemerintah. Meski beberapa pihak mendukung, tampaknya urgensi dari rencana tersebut dinilai belum ada.

Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengungkapkan bahwa rencana itu sedang dikaji. Dari sisi bank, ia memungkinkan tenor waktu diperpanjang asalkan likuiditas tersedia.

Hanya saja, ia melihat sejatinya masyarakat tak begitu memerlukan program tersebut, mengingat beban angsuran yang dibayar pun semakin lama. Ditambah, realisasinya banyak nasabah yang melunasi angsurannya sebelum tenor berakhir.

Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BBTN) Catat Pendapatan Recovery Melonjak 137% di 2023

“Biasanya orang itu cicilan sembilan sampai sepuluh tahun itu mereka sudah lunasi, itu juga banyak di KPR subsidi,” ujarnya.

Adapun, Nixon justru lebih concern untuk mengusulkan adanya KPR subsidi dengan masa subsidi lebih pendek dibandingkan masa kredit. Sebagai contoh, nasabah mendapat masa kredit 25 tahun namun masa subsidinya hanya 10 tahun di awal.

Menurutnya, jika hal tersebut diterapkan, nasabah yang mendapatkan subsidi bisa lebih luas. Berdasarkan hitungannya, semisal saat ini ada 200.000 nasabah yang mendapat subsidi bisa menjadi 350.000 nasabah.

“Kan tidak bisa juga orang disubsidi seumur hidup, tidak baik untuk negara dan tidak baik untuk nasabah,” ujarnya.

Sebagai informasi, penyaluran KPR milik BTN sepanjang 2023 tercatat senilai Rp 56,89 triliun atau naik 19,6% secara tahunan (YoY). KPR Subsidi masih menjadi yang paling dominan dengan nilai Rp 25,63 triliun.

Menilik dari kondisi bank lain, sejatinya pemilihan jangka waktu KPR yang lebih lama juga tidak banyak dilirik. Kebanyakan, nasabah lebih memilih untuk mengambil KPR dengan jangka waktu di bawah 20 tahun.

Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia yang saat ini melayani tenor maksimal KPR hingga 25 tahun. Hanya saja, debitur KPR dengan tenor lebih dari 20 tahun hanya memiliki porsi mencapai 15% dari total portofolio.

Tak hanya itu, PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga mencatat nasabah yang memilih tenor panjang 25 tahun atau lebih sebanyak 4% dari total nasabah Bank Danamon. Mayoritas nasabah cenderung memilih tenor 10 tahun dari pilihan jangka waktu KPR mulai dari 1 tahun hingga 30 tahun.

Baca Juga: Agar Orang Bisa KPR, BTN Dukung Program KPR 35 Tahun

Meski demikian, Consumer Lending Business Head Bank Danamon Indonesia, Enriko Sutarto menilai tenor yang lebih panjang bisa menekan nilai cicilan. Sehingga, pilihan tersebut bisa dijangkau oleh masyarakat yang tingkat pendapatannya lebih rendah.

“tingkat cicilan yang rendah bisa menjawab kekhawatiran mengenai ketersediaan lokasi hunian,” ujarnya.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan berpendapat saat ini belum ada urgensi untuk memperpanjang tenor KPR hingga 35 tahun. Menurutnya, itu terlalu lama walaupun sudah dicicil sejak usia muda.

“belum terlihat urgensi perpanjangan jangka waktu,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×