kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Prudential Indonesia Sebut Penetrasi Asuransi di Indonesia Masih Rendah


Selasa, 15 Oktober 2024 / 10:34 WIB
Prudential Indonesia Sebut Penetrasi Asuransi di Indonesia Masih Rendah
ILUSTRASI. Indonesia telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya literasi keuangan.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan asuransi jiwa PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengungkapkan bahwa saat ini pertumbuhan penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah dan dalam tren menurun. 

Chief Risk & Compliance Officer Prudential Indonesia Maria Rosalinda mengatakan, masih rendahnya pertumbuhan penetrasi asuransi karena banyaknya masyarakat Indonesia yang belum memahami produk asuransi. Hal ini disebabkan informasi tentang asuransi kerap kali dipandang kompleks atau rumit. 

Meski begitu, dia menuturkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya literasi keuangan. Hal ini tercermin dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2024 yang menunjukkan Indeks Literasi Keuangan 2023 sudah membaik menjadi 65,4% dibandingkan tahun 2022.

“Maka saya rasa masih ada peluang signifikan untuk tumbuh, terutama literasi di bidang asuransi yang mana angkanya masih di bawah Indeks Literasi Keuangan,” kata Maria kepada Kontan.co.id, Selasa (15/10). 

Baca Juga: Asuransi Perjalanan Diselimuti Tantangan

Dia menyebutkan bahwa pada 2022, Indeks Literasi Asuransi masih di angka 31,72%, sementara Indeks Inklusi Asuransi baru mencapai 16,63%, di bawah angka Indeks Inklusi Keuangan sebesar 74,03%. 

Menurut dia, literasi keuangan dan asuransi seharusnya bisa berjalan beriringan karena keduanya memberi pengetahuan bagi masyarakat untuk membuat keputusan yang tepat, hingga melindungi aset. Namun, kondisi ideal tersebut tidak tercermin dengan fakta yang ada. 

Maria menilai, hal tersebut karena keterbatasan akses pada informasi. Masih banyak orang Indonesia belum memahami dengan baik mengenai pentingnya asuransi, sehingga pada akhirnya tidak bisa memutuskan untuk mulai memiliki produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

“Dengan fakta tersebut, maka saya melihat ada peluang kolaborasi pemerintah dengan industri asuransi, terlebih pemerintah sendiri telah memiliki program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan),” imbuhnya. 

Baca Juga: Penurunan Suku Bunga Berdampak Positif pada Investasi Obligasi

Adapun program pemerintah tersebut bertujuan untuk memperluas literasi keuangan dan asuransi secara menyeluruh di tingkat nasional baik wilayah provinsi, kota, kabupaten, hingga wilayah 3T dengan fokus khusus pada peningkatan kesadaran akan manfaat asuransi dan penyederhanaan produk asuransi.  

Dengan demikian, ia menilai bahwa kolaborasi itu tidak hanya memperkuat industri asuransi, tetapi juga membangun masyarakat yang aman secara finansial.  Untuk itu, Maria bilang, Prudential Indonesia berkomitmen untuk mendukung program Gencarkan guna meningkatkan literasi asuransi secara merata di Indonesia. 

“Kami percaya asuransi tidak boleh hanya dilihat sebagai produk keuangan saja, tetapi juga sebagai jaring pengaman penting yang melindungi keluarga dari berbagai risiko ke depannya," ungkapnya. 

Sebagai informasi, OJK mencatat penetrasi asuransi di Indonesia mengalami penurunan dari 2020 sampai 2023. Trennya menurun berturut-turut setiap tahun adalah 3,11%, 3,05%, 2,71%, dan 2,59%. Pemerintah menargetkan penetrasi asuransi berada di level 3,2% pada 2027.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×