kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya spesialisasi, bisnis bank Himbara tetap tumbuh meski ada pandemi Covid-19


Senin, 24 Mei 2021 / 19:13 WIB
Punya spesialisasi, bisnis bank Himbara tetap tumbuh meski ada pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Nasabah mengantre dengan saling menjaga jarak di kantor cabang Bank Mandiri. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agar tak saling berebut nasabah yang sama, Kementerian BUMN telah membagi fokus bisnis bagi anggota himpunan bank milik negara (Himbara). Bank Mandiri fokus menggarap kredit korporasi, BNI diarahkan menajamkan bisnis internasional. 

Lalu BRI diminta lebih meningkatkan kredit UMKM dan BTN tetap fokus pada kredit properti. Langkah ini mulai membuahkan hasil. Meski setahun pandemi, setiap bank mampu mencatatkan pertumbuhan di masing-masing fokus bisnis yang digarap.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan total portofolio kredit wholesale Bank Mandiri per Maret 2021 sebesar Rp 513,9 triliun, tumbuh 0,18% secara yoy dan 2,60% jika dibandingkan Desember 2020 (ytd). Sedangkan untuk segmen Corporate pada akhir Maret 2021 telah mencapai Rp 321,7 triliun, atau sudah mulai tumbuh positif sebesar 3,89% ytd. 

“Terkait dengan prospek pertumbuhan di segmen wholesale, kami positif akan terus mengalami perbaikan. Hal tersebut salah satunya tercermin dari indeks PMI yang cenderung meningkat. Faktor lainnya adalah progress program vaksinasi serta kebijakan maupun stimulus dari pemerintah,” ujar Rudi kepada Kontan.co.id, Senin (24/5). 

Baca Juga: Transaksi di ATM Link bakal berbayar, simak biaya transaksi di ATM BNI

Bank berlogo pita emas ini memproyeksikan pertumbuhan kredit segmen wholesale secara bank only tumbuh positif di level 4% hingga 5%. Penyaluran kredit tahun ini akan difokuskan pada sektor yang memiliki prospek positif seperti FMCG, Perkebunan Sawit dan CPO, Energi, serta Konstruksi.

Wakil Direktur Utama Bank BNI Adi Sulistyowati menyatakan kuartal pertama 2021 masih cukup menantang bagi bisnis internasional BNI khususnya bisnis di yang berasal dari Indonesia. Hal ini sejalan dengan pemulihan perekonomian Indonesia yang belum signifikan. 

“Meskipun demikian sampai dengan Maret 2021, bisnis internasional telah dapat mencatatkan pertumbuhan bunga bersih (NII) sebesar 22% year on year (yoy) Adapun di sisi pendapatan non bunga (fee based income) BNI telah mencatatkan pertumbuhan bisnis trade finance sebesar 19% yoy,” paparnya secara virtual. 

Ia melanjutkan, pertumbuhan bisnis internasional ini ditopang oleh pendapatan dari aktivitas perkreditan di Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) maupun pertumbuhan transaksi trade finance di dalam negeri. 

Pertumbuhan ini merupakan buah dari inisiasi bisnis yang dilakukan sejak akhir tahun 2020 dan kami berkeyakinan pertumbuhan ini dapat dipertahankan, mengingat telah adanya pipeline bisnis di 2021.

Saat ini BNI melakukan analisa kelayakan bisnis (feasibility study) di beberapa negara yang merupakan mitra dagang utama Indonesia serta memiliki potensi FDI ke Indonesia, baik di wilayah Eropa, Asia, Timur Tengah dan US.  Perluasan jaringan internasional tersebut kami targetkan dapat direalisasi mulai kuartal IV-2021.

“Pada tahun 2021 operating profit KCLN diproyeksikan akan tumbuh di atas 20%. Hal ini didukung oleh data IMF yang memproyeksi pertumbuhan ekonomi emerging market di kisaran 6% dengan mempertimbangkan trend suku bunga rendah yang masih akan berlanjut di tahun 2021,” tambahnya. 

Oleh sebab itu, BNI akan membentuk anak usaha BNI Sekuritas di SiBNI sedang dalam tahap akhir pengembangan BNI Mobile Remittance (MoRe) di KCLN Singapore dengan kapabilitas untuk melakukan bill payment. 

Baca Juga: Segera tukar ATM lama BRI, Mandiri, BNI & BCA, ini batas akhir penggantiannya

“BNI KCLN Tokyo bekerjasama dengan KBRI dan Kantor Perwakilan BI Tokyo gencar mengkampanyekan kepada entitas bisnis di Jepang terkait kerja sama Local Currency Settlement (LCS) antara Indonesia dan Jepang dimana BNI KCLN Tokyo berperan sebagai Appointed Cross Currency Dealers (ACCD),” paparnya.

Sedangkan BRI akan terus memperbesar rasio kredit kepada UMKM. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut akan menyesuaikan penyaluran kredit korporasi di BRI memperhatikan rasio terhadap penyaluran kredit UMKM. 

“Kami akan memperhatikan dan menjaga proporsi kredit korporasi tidak melebihi 20% dari total kredit BRI, bahkan ditargetkan akan terus melandai hingga 15. Sisa%nya sebesar 85% akan kami fokuskan kepada UMKM,” kata Aestika kepada Kontan.co.id. 

Sedangkan BTN optimis target kredit tumbuh 7% sampai akhir tahun masih bisa dicapai. Pasalnya, di kuartal pertama, penyaluran kredit dan pembiayaan bank pelat merah ini tumbuh 3,19% menjadi Rp 261,34 triliun. 

Direktur Consumer & Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar bilang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih tercatat menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit BBTN dengan kenaikan sebesar 9,04% yoy menjadi Rp 122,96 triliun. KPR non subsidi juga sudah mulai tumbuh positif sebesar 0,25 jadi Rp 80,15 triliun setelah kontraksi tahun lalu. Secara keseluruhan, kredit di segmen perumahan tumbuh 3,23% yoy.

Kemudian, pada kredit di segmen non-perumahan tercatat tumbuh 2,87% yoy menjadi Rp 24,76 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan di segmen kredit konsumer dan kredit korporasi yang tumbuh masing-masing sebesar 9,43% yoy dan 7,44% yoy.

Selanjutnya: Bank Himbara: Pengenaan biaya tarik tunai di ATM Link demi bisnis yang berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×