Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Test Test
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) mencatatkan kinerja mengesankan di semester I-2010 ini. Dalam paparan kinerja Kamis (15/7) malam, BTN mengumumkan laba bersih per Juni 2010 mencapai Rp 390,61 miliar.
Angka ini melonjak hingga 97,11% dibandingkan perolehan laba di periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 198,16 miliar. Laba itu sebagian besar terdongkrak pertumbuhan penyaluran kredit yang cukup tinggi. Tercatat, kredit BTN tumbuh 29,61% menjadi sekitar Rp 46,41 triliun sampai akhir Juni 2010.
Keuntungan BTN dari penyaluran kredit naik signifikan. Di semester I-2010, BTN mencatat margin bunga bersih alias nett interest margin (NIM) 5,81%, naik dari posisi tahun lalu sebesar 4,04%.
Efisiensi bank spesialis KPR ini juga menyumbang kenaikan NIM. Terbukti, di periode tersebut, cost to income ratio (CIR) alias rasio biaya terhadap pendapatan BTN hanya 59,09% atau jauh menurun ketimbang tahun lalu yang mencapai 70,4%. "Ini artinya kami berhasil melakukan efisiensi biaya operasional," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro.
Berdasarkan kinerja per 30 Juni 2010, BTN membukukan aset Rp 60,95 triliun atau tumbuh 25,14% dari tahun 2009 yang sebesar Rp 48,70 triliun. Sementara untuk DPK, BTN berhasil membukukan pertumbuhan 16,69% dari Rp 34,28 triliun menjadi Rp 39,99 triliun. Pertumbuhan DPK dibarengi perbaikan komposisi dana murah menjadi 31,7%. Komposisi dana murah tahun 2009 sebesar 30,1%.
Rasio-rasio keuangan secara umum juga lebih baik ketimbang tahun 2009. Misalnya rasio permodalan atawa CAR tumbuh dari 15,59% menjadi 18,71%.
Makanya Iqbal yakin, pencapaian kinerja BTN yang bagus di separoh pertama tahun ini bakal bertahan hingga akhir tahun nanti. "Saya optimistis, rasio keuangan BTN bisa lebih baik tahun ini," kata Iqbal.
Soal pertumbuhan kredit, BTN memang mematok target tinggi. Bank pelat merah ini mematok pertumbuhan kredit 30% di 2010 "Meski ekspansi kredit cukup tinggi, tapi kami berhasil menjaga rasio kredit macet atau NPL kredit tetap sehat. NPL net BTN per 30 Juni 2010 3,4%," tambahnya.
Iqbal optimistis manajemen BTN akan mampu mengendalikan pertumbuhan kredit sehingga tidak mengakibatkan kenaikan NPL dan masih sesuai toleransi dari Bank Indonesia (BI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News