kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai-ramai salurkan kredit mikro


Selasa, 23 Oktober 2012 / 08:29 WIB
Ramai-ramai salurkan kredit mikro
ILUSTRASI. Mengenal kulit kombinasi dan cara merawatnya dengan tepat


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Asnil Amri

YOGYAKARTA. Perbankan ramai-ramai menjajaki kredit mikro. Maklum, sektor ini menjanjikan pendapatan bunga tinggi. Bank Indonesia (BI) menilai, semakin banyaknya perbankan membiayai mikro, peluang penurunan bunga kredit mikro akan besar.

Direktur Kredit, BPR, dan UMKM BPR BI, Zainal Abidin, menuturkan BI akan membiarkan pemain mikro  bertambah banyak. Saat ini hanya ada tiga bank spesialis ini yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan Bank Danamon. "Mekanisme pasar akan menurunkan bunga kredit," katanya, Senin (22/10) dalam acara International Microfinance Conference 2012.

Catatan saja, pada kuartal dua, net interest margin (NIM) BRI sebesar 8,49%, BTPN sebesar 12,85% dan Danamon sebesar 8,56%.  Meski NIM masih tinggi, Zainal mengklaim, bunga kredit mikro terus menurun, seiring munculnya pendatang baru. Sebut saja Bank Mandiri, CIMB Niaga, Bank

Internasional Indonesia (BII), Citibank Indonesia dan Standard Chartered. "Secara bertahap bunga turun, tapi tidak tajam karena persaingannya belum banyak," tambahnya.

BI mencatat, 3 tahun - 4 tahun lalu, rata-rata bunga kredit mikro mencapai 35% - 40%. Kini sudah dikisaran  22% - 25%. BI berharap,  bunga menjadi single digit.

Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, mengakui kredit mikro sangat menguntungkan karena bunganya tinggi.  "Tapi risiko pembiayaan mikro juga tinggi," kata Sigit.

Berdasarkan data BI, penyaluran kredit mikro mencapai Rp 15,332 triliun per Agustus 2012 atau tumbuh 25,68% (year on year/yoy). Sementara, kontribusi kredit mikro mencapai 41% ke portofolio kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang Rp 36,03 triliun.

Sunarso, Direktur Commercial and Business Banking Bank Mandiri, menyampaikan perseroan mengembangkan pembiayaan mikro tidak hanya mengambil keuntungan, juga ingin memperbesar penerimaan pinjaman mikro bagi masyarakat kecil. "Margin mikro ini tinggi, karena biaya operasionalnya tinggi juga," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×