kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rasio kecukupan modal perbankan pada Agustus 2021 capai 24,38%


Jumat, 22 Oktober 2021 / 09:00 WIB
Rasio kecukupan modal perbankan pada Agustus 2021 capai 24,38%


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebut rasio kecukupan modal (CAR) perbankan pada Agustus 2021 mencapai 24,38%. Nilai itu turun tipis dari realisasi bulan sebelumnya yakni sebesar 24,57%. 

Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di level 3,35% (bruto) dan 1,08% (neto). Perbankan juga melanjutkan pertumbuhan positif sebesar 2,21% year on year (yoy) pada September 2021. 

"Permintaan kredit membaik, terutama dari dunia usaha dan konsumsi sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan resmi, Selasa (19/10).

Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh perbankan melonggar seiring dengan menurunnya persepsi risiko, di samping sangat longgarnya likuiditas dan penurunan suku bunga kredit baru. 

Baca Juga: Penyaluran kredit baru di kuartal IV 2021 diproyeksi naik

Seluruh kelompok penggunaan kredit telah tumbuh positif, terutama kredit konsumsi dan kredit modal kerja. Kenaikan kredit yang lebih tinggi tercatat pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yaitu sebesar 8,67% pada September 2021. 

Demikian pula, pertumbuhan kredit UMKM meningkat menjadi sebesar 2,97% yoy, menunjukkan perbaikan lebih lanjut dunia usaha pada sektor UMKM. 

BI akan terus melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong peningkatan kredit perbankan. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit pada 2021 diprakirakan pada kisaran 4%-6% dan pertumbuhan DPK pada kisaran 7%-9%.

"Bank Indonesia juga terus mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung akselerasi ekonomi keuangan digital nasional," ungkapnya. 

Berbagai program digitalisasi sistem pembayaran, seperti perluasan QRIS, Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) dan reformasi regulasi, serta rencana implementasi BI-FAST, terus diakselerasi. 

Selanjutnya: BI perpanjang relaksasi DP 0%, BTN proyeksi KPR bisa tumbuh hingga 12% pada 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×