Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengawasan khusus dilakukan regulator terhadap beberapa asuransi yang sedang sakit. Salah satunya penyebabnya adalah rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) yang di bawah batas 120%.
Salah satu perusahaan asuransi yang sedang dalam kondisi tersebut ialah PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Per September 2022, RBC yang dicatat oleh Jasindo berada di level -10,05%.
“Januari 2022 oleh regulator OJK, status kami ditetapkan sebagai status pengawasan khusus dan kami diwajibkan menyampaikan rencana penyehatan keuangan,” ujar Direktur Utama Jasindo Andy Samuel dalam rapat dengan DPR RI, Kamis (8/12).
Baca Juga: OJK Mencatat Ada 13 Perusahaan Asuransi dalam Pengawasan Khusus
Andy membeberkan bahwa situasi RBC Jasindo yang di bawah 120% sudah terjadi sejak tahun 2020, dimana saat itu berada di -77% dan selanjutnya justru memburuk di 2021 menjadi -84,85%.
Meski demikian, pihaknya bilang bahwa sudah ada beberapa aksi penyehatan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Aksi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu organik dan anorganik.
Dalam aksi organik, Jasindo mencoba melakukan restrukturisasi portofolio untuk lini usaha asuransi kredit. Tak hanya itu, perusahaan juga melakukan perbaikan model bisnis dan proses bisnis.
Sementara itu, untuk aksi anorganik, Andy menyebut Jasindo telah melepaskan beberapa penyertaan langsung pada beberapa perusahaan. Ditambah, menjual aset tetap serta meminta pinjaman subordinasi dari pemegang saham.
“Kami telah melepaskan 10% kepemilikan kami pada Mandiri inhealth termasuk juga bulan lalu kami melepaskan 20% atas 40% kepemilikan kami di Tokio Marine Indonesia,” imbuhnya.
Untuk penjualan aset tetap, Andy mencontohkan penjualan kantor cabang yang telah dilakukan perusahaan. Dimana, saat ini hanya memiliki 30 kantor cabang dari sebelumnya memiliki 73 kantor cabang.
Baca Juga: Asuransi Jasindo Lindungi Aset Pemerintah di Cianjur
Atas beberapa aksi yang dilakukan tersebut, Andy bilang RBC perusahaan per November sudah mulai membaik di sekitar 60% hingga 70%. Meskipun, itu belum cukup memenuhi batas ketentuan.
“Prognosa 2022, RBC kami itu mencapai 128,21%,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News